Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kabar baik bagi pasar obligasi. Lembaga pemeringkat, Fitch Ratings menyematkan peringkat BBB- bagi obligasi syariah negara alias sukuk berdenominasi dollar AS (sukuk global). Pemerintah Indonesia akan menerbitkan instrumen utang ini pada akhir Mei 2015.
Menurut Fitch, peringkat tersebut sejalan dengan rating obligasi negara berdenominasi valuta asing di jangka panjang, yaitu BBB- dengan outlook stabil. "Pemberian peringkat itu mencerminkan pandangan Fitch Ratings, arus kas Indonesia mendukung pembayaran sukuk global tanpa syarat," tulis analis Fitch Ratings Thomas Rookmaaker dalam laporan yang dirilis Kamis (21/5).
Pada waktu bersamaan, Moody's Investor Service juga menyematkan peringkat Baa3 dengan outlook stabil untuk instrumen sukuk global. Kemarin, laman Bank Indonesia (BI) juga menyatakan, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s telah merevisi outlook peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif. S&P sekaligus menegaskan rating Indonesia pada BB+.
Perbaikan outlook ini mencerminkan peluang Indonesia memperoleh peningkatan rating lagi dalam 12 bulan ke depan. Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia Anup Kumar mengatakan, peringkat Fitch Ratings sesuai ekspektasi investor. Perbaikan outlook dari S&P pada hari yang sama, menjadi katalis positif penjualan sukuk global nanti.
"Mengindikasikan fundamental Indonesia ke depan semakin membaik," paparnya.
Cakupan investor sukuk global, yang meliputi sejumlah negara Timur Tengah semakin mempermudah penjualan instrumen ini. Ia memperkirakan, sukuk global 2015 bisa kelebihan permintaan alias oversubscribed 1,5 kali hingga 2 kali lipat.
Kumar menduga, nilai emisi sukuk global tahun ini tidak jauh dari realisasi penerbitan tahun lalu, yaitu US$ 1,5 miliar. Pemerintah masih menyisakan emisi dua SUN valas lainnya, yaitu Eurobond dan Samurai bond. "Nilai emisi sukuk global US$ 1,5 miliar cukup untuk memenuhi porsi penerbitan SUN valas tahun 2015," tuturnya.
Asal tahu saja, pemerintah masih menyisakan alokasi emisi SUN valas 2015 sekitar Rp 51,82 triliun atau US$ 4 miliar. Analis Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga memprediksi, kupon sukuk global setidaknya di atas 4%. Investor akan tetap memperhitungkan potensi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini.
"Sehingga tidak menarik bagi investor jika kupon di bawah 4%," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News