kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pefindo Proyeksikan Penerbitan Obligasi Korporasi Rp 90 Triliun di Semester II 2024


Selasa, 09 Juli 2024 / 23:03 WIB
Pefindo Proyeksikan Penerbitan Obligasi Korporasi Rp 90 Triliun di Semester II 2024
ILUSTRASI. Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 90 triliun di semester II 2024.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 90 triliun di semester II 2024. Nilai utang jatuh tempo menjadi pendorongnya.

Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto mengatakan, potensi penerbitan di semester II tetap ramai. "Kami optimis ada di kisaran Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun," ujar dia, Selasa (9/7).

Dia menjelaskan, penerbitan obligasi korporasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai jatuh tempo. Sehingga, kendati yield SUN acuan 10 tahun masih tinggi, penerbitan surat utang korporasi masih tetap ramai.

Darto menyebutkan, nilai jatuh tempo obligasi korporasi di kuartal III 2024 sebesar Rp 42,5 triliun, lalu di kuartal IV senilai Rp 42,51 triliun. "Secara total untuk semester II 2024 ada Rp 85,01 triliun, ini lebih tinggi dibandingkan dengan semester I 2024 sebesar Rp 65 triliun," terangnya.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Meningkat 33,29% di Semester I 2024

Pefindo mencatat nilai jatuh tempo obligasi korporasi mencapai Rp 150,5 triliun sepanjang 2024. Sektor multifinance mendominasi dengan nilai Rp 26,3 triliun, diikuti sektor perbankan sebesar Rp 24,7 triliun.

Lalu, nilai jatuh tempo dari sektor telekomunikasi senilai Rp 15,6 triliun. Kemudian sektor lembaga keuangan khusus Rp 14,4 triliun, dan pembiayaan non-multifinance senilai Rp 12,1 triliun.

Berikutnya, nilai jatuh tempo dari sektor pulp and paper senilai Rp 8,5 triliun, diikuti sektor pertambangan Rp 8,3 triliun, sektor konstruksi Rp 5,4 triliun, sektor properti Rp 4,5 triliun, sektor perkebunan Rp 4,4 triliun, dan sektor lainnya senilai Rp 26,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×