Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari A menjadi A- untuk perusahaan dan Obligasi Berkelanjutan Tahap I Tahun 2012 dan Tahap II Tahun 2013.
Peringkat utang perusahaan berkode emiten ADHI untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I Tahun 2012 dan Tahap II Tahun 2013 juga mengalami penurunan, dari A menjadi A-.
Analis Pefindo, Haryo Koconegoro mengatakan, penurunan peringkat ini didorong oleh pelemahan dari struktur permodalan dan rasio perlindungan arus kas perusahaan, sebagai akibat dari tekanan berkelanjutan atas marjin profitabilitas perusahaan.
Menurut Haryo, pelemahan ini merupakan imbas dari kondisi yang penuh tantangan dari divisi engineering, procurement and construction (EPC), yang akhirnya menyebabkan rasio utang terhadap EBITDA melebihi level 3,5x dan rasio FFO terhadap utang secara konsisten berada di bawah 15% selama enam triwulan terakhir.
“Tantangan pada EPC serta rasio utang terhadap EBITDA dan rasio FFO terhadap utang inilah yang kami nyatakan dapat memicu penurunan peringkat perusahaan pada saat pemantauan peringkat tahun lalu,” ujar Haryo.
Sekalipun mengalami penurunan peringkat, outlook perusahaan mengalami revisi dari negatif menjadi stabil. Revisi outlook perusahaan disebabkan karena penurunan peringkat telah memperhitungkan ekspektasi Pefindo akan struktur permodalan dan proteksi arus kas tidak akan berbeda secara signifikan dibandingkan posisi terakhir, baik untuk jangka pendek maupun menengah.
Peringkat yang disematkan Pefindo kepada ADHI ini secara umum mencerminkan kondisi pasar perusahaan yang kuat di industri konstruksi domestik, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara dan adanya potensi perbaikan marjin profitabilitas pada jangka menengah.
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat leverage keuangan perusahaan yang tinggi dan rasio arus kas yang lemah, resiko yang berkaitan dengan bisnis EPC dan bisnis baru, serta lingkungan bisnis yang cukup fluktuatif pada industri konstruksi dan properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News