Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Emiten ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) berhasil masuk dalam indeks FTSE Global Equity Series sebagai anggota kapitalisasi mikro. Apa itu FTSE? Apakah saham yang masuk indeks FTSE layak dibeli?
Mengutip website Stockbit, FTSE atau sering diucapkan “footsie” adalah singkatan dari Financial Times Stock Exchange. FTSE adalah sebuah perusahaan berbasis di Inggris yang menyediakan berbagai indeks untuk berbagai kelas aset meliputi saham, obligasi, komoditas, bahkan aset digital.
Salah satu indeks yang terkenal adalah FTSE 100. Indeks ini melacak kinerja dari 100 perusahan terbesar (berdasarkan kapitalisasi pasar) yang terdaftar di bursa saham London (The London Stock Exchange/LSE), Inggris.
FTSE Global Equity Series juga termasuk indeks FTSE yang populer di dunia. Indeks ini merepresentasikan kinerja dari sekitar 19.000 saham perusahaan berkapitalisasi mikro, kecil, menengah hingga besar dari 49 negara di dunia. Karena melacak jumlah saham yang sangat banyak, FTSE Global Equity Index Series dibagi menjadi beberapa sub bagian yang dibedakan berdasarkan wilayah, status negara maju atau berkembang, hingga tingkat kapitalisasi pasar.
Baca Juga: Gaji & Tunjangan DPR Fantastis, Hasilnya Kerja 10 Bulan Pertama 0 UU
Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell telah mengumumkan perubahan susunan konstituen Indeks FTSE Global Equity Indonesia untuk periode September 2025. Rebalancing indeks yang baru saja diumumkan ini akan berlaku per 19 September 2025 dan akan efektif pada 22 September 2025.
Merujuk pengumuman di situsnya, saham emiten PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) ditambahkan ke kategori emiten berkapitalisasi besar atau FTSE GEIS Large Cap dengan bobot free float 25,4272%. Sedangkan pada kategori emiten micro, antara lain ada PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI).
Rekomendasi saham MIDI
Managing Director Research and Digital Production PT Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su menyebut digitalisasi dan integrasi kanal online-to-offline (O2O) menjadi katalis utama terhadap kinerja MIDI ke depannya. Pasalnya, perseroan saat ini tengah berupaya meningkatkan efisiensi supply chain sekaligus mendorong pertumbuhan transaksi non-tunai.
“Kombinasi ekspansi jaringan, sinergi dengan grup besar, dan transformasi digital menjadikan MIDI sebagai salah satu pemain ritel dengan prospek pertumbuhan paling menarik di sektor konsumsi domestik,” ujar Harry kepada Kontan, Senin (25/8/2025).
Sedangkan terkait rekomendasi saham, meski pada penutupan perdagangan hari ini saham MIDI terkoreksi 0,85% secara harian ke Rp 466, Harry merekomendasikan buy MIDI dengan target harga Rp 580 per saham.
Tonton: Mentan Sebut Usulan Beras Satu Harga Masih Digodok, Tidak Boleh Buru-Buru
Selanjutnya: Pefindo Catat Rata-rata Kupon Penerbitan Surat Utang Multifinance Turun per Juli 2025
Menarik Dibaca: Kelebihan Techno Spark Go, Daya Tahan Baterainya Paling Disukai Pengguna
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News