kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Pefindo Kantongi Mandat Penerbitan Obligasi Rp 61,30 Triliun Hingga Akhir Semester I


Jumat, 07 Juli 2023 / 18:02 WIB
Pefindo Kantongi Mandat Penerbitan Obligasi Rp 61,30 Triliun Hingga Akhir Semester I
ILUSTRASI. Pefindo memegang mandat pemeringkatan surat utang senilai Rp 61,30 triliun hingga akhir Juni 2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memegang mandat pemeringkatan surat utang senilai Rp 61,30 triliun hingga akhir Juni 2023. Mandat tersebut berasal dari 41 perusahaan, baik berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun non BUMN.

Pefindo mencatatkan penerbitan obligasi korporasi per Juni 2023, berasal dari 23 perusahaan non BUMN sebesar Rp 36,64 triliun. Sedangkan, 18 perusahaan BUMN menerbitkan surat utang sebesar Rp 24,66 triliun.

Perusahaan dari sektor industri bubur kertas dan tisu memiliki rencana emisi terbesar yaitu Rp 16,63 triliun. Disusul sektor perbankan Rp 7,6 triliun, sektor pertambangan Rp 7 triliun, multifinance Rp 5,6 triliun, serta perusahaan induk sebesar Rp 3,9 miliar.

Dari jenis penerbitan surat utang, Pefindo memeringkatkan jenis penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi sebesar Rp 25,69 triliun, PUB obligasi Rp 14,05 triliun dan sukuk Rp 10,49 triliun.

Baca Juga: Mandiri Investasi: Minat Investor Tinggi Terhadap Produk Investasi Berlabel ESG

Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran mengatakan, perencanaan emiten di tahun ini cukup besar sebenarnya meskipun jumlah penerbitan surat utang hanya sedikit. Beberapa surat utang pun di antaranya sudah terbit tapi memang tidak diserap oleh investor sepenuhnya.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah penerbitan surat utang korporasi secara nasional sebesar Rp 46.31 triliun. Jumlah tersebut turun 36% dari penerbitan surat utang korporasi pada semester I-2022 yang tercatat sebesar Rp 72.73 triliun.

Lesunya penerbitan pada semester pertama tahun ini salah satunya karena perusahaan masih mewanti-wanti tingkat suku bunga yang berada di level tinggi. Emiten umumnya mengharapkan suku bunga yang rendah agar tidak terbebani biaya kupon atau bunga selama obligasi diterbitkan.

“Perencanaan emiten sebenarnya cukup besar,” ungkap Irmawati dalam Media Forum Pefindo, Jumat (7/7).

Baca Juga: Strategi Pengelola Reksadana Saat Pasokan SBN Berkurang

Jika berkaca selama semester I-2023, tujuan penerbitan surat utang mayoritas digunakan untuk kebutuhan modal kerja yakni sekitar 66,5%. Sementara, tujuan penerbitan surat utang untuk refinancing sekitar 29,8%, kebutuhan lain-lain sekitar 1,9% dan investasi sekitar 1,8%.

Menurut Irmawati, tujuan penerbitan untuk modal kerja tersebut karena memang didominasi oleh perusahaan multifinance. Untuk diketahui, perusahaan sektor multifinance menerbitkan surat utang sebesar Rp 15.11 triliun atau setara 33% dari total surat utang korporasi Rp 46.31 triliun yang diterbitkan selama semester I-2023.

Adapun dari awal tahun hingga akhir Juni 2023, Pefindo telah membantu menerbitkan surat utang korporasi sebesar Rp 31,44 triliun. Jumlah itu berkurang sekitar 48% dibandingkan posisi tahun lalu dalam periode yang sama sebesar Rp 60,50 triliun.

Pefindo menggenggam pangsa pasar sekitar 67.7% secara total di Indonesia selama semester I-2023. Rinciannya pangsa pasar Pefindo sebesar 55,2%, pangsa pasar Lembaga pemeringkat lain sekitar 32,3%, serta pangsa pasar Pefindo yang dilaksanakan bersama perusahaan pemeringkat lain sebesar 12,5% selama periode Januari–Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×