Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Pendanaan lewat penerbitan saham baru kian menjadi primadona emiten. Yang terbaru, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) akan menawarkan saham baru sebanyak 3,39 miliar setara 52,3%.
Harga pelaksanaan rights issue PBRX sebesar Rp 300 per saham. Dengan begiutu, PBRX bisa meraup dana Rp 1,01 triliun.
Harga rights issue ini lebih rendah 41,67% dari harga pasar sekunder PBRX di Rp 425 per saham. Tak heran, harga PBRX pun cenderung menurun sejak Oktober 2013 lalu.
Pemegang saham yang bisa mengeksekusi saham baru PBRX adalah mereka yang tercatat sebagai pemegang saham sampai 8 Januari 2014. Kelak, setiap 10 pemegang saham PBRX berhak atas 11 saham baru.
Rencananya: 60% atau Rp 606 miliar dana hasil rights issue PBRX untuk meningkatkan kapasitas produksi entitas anak usaha yakni PT Eco Smart Garment Indonesia. Adapun sebanyak 30% untuk investasi hulu sampai hilir, sisanya untuk modal kerja.
Pasca rights issue, PBRX akan membangun tujuh pabrik secara bertahap dalam tiga tahun. Kapasitas PBRX akan meningkat 66% dari 42 juta potong per tahun menjadi 70 juta potong per tahun. "Kami membutuhkan dana US$ 60 juta untuk membangun pabrik itu," ucap Sekretaris Korporasi PBRX, Iswar Dani.
PT ATPK Resources (ATPK) juga akan menggelar rights issue. Emiten pertambangan ini akan menerbitkan 4,8 miliar saham baru seri B dengan harga Rp 220 per saham. Jika terserap maksimal, emiten ini berpotensi mengantongi dana Rp 1,06 triliun.
Investor yang berhak dalam aksi ini adalah mereka yang memegang saham hingga 4 Desember. Nantinya, 10 pemegang saham lama berhak membeli 53 saham baru.
Sekitar 97,75% atau Rp 1,03 triliun hasil rights issue akan ATPK gunakan untuk penyertaan modal ke PT Mega Alam Sejahtera (MAS). Kelak, MAS akan membeli aset PT Pacific Prima Coal. Sisanya, 2,25% atau Rp 23,86 miliar untuk modal kerja.
Jika ada saham yang tak diambil, Pacific Prima Coal akan menjadi pembeli siaga.
Analis Phintraco Securities Setiawan Efendi melihat, rencana penerbitan saham baru ATPK tersebut lebih sebagai bentuk tukar saham dengan Prima Pacific Coal. Sebab, aset yang akan diakuisisi ATPK adalah perusahaan milik Prima Pacific Coal. Padahal efek dilusi rights issue ATPK cukup besar yakni 84,13%.
Menurut Setiawan, saham PBRX baru ini justru lebih menarik. Sebab, harga pelaksanaan rights issue lebih rendah dari harga pasar. Apalagi, perusahaan garmen tersebut akan menggunakan dana hasil hasil rights issue untuk ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News