Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kinerja PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bisa meningkat tahun ini. Setelah mendapat tambahan produksi minyak dari Blok Malacca Strait PSC, perusahaan juga mendapatkan tambahan produksi gas dari Blok Bentu PSC.
Direktur Utama ENRG Imam Agustino mengatakan, tahun lalu, Blok Bentu menghasilkan rata-rata 38 juta kaki kubik gas atau million metric british thermal unit (mmbtu) per hari.
Nah, setelah peningkatan produksi yang sudah dimulai sejak 1 Januari hingga 8 Maret 2015, produksi rata-rata Blok Bentu meningkat 21% menjadi 46 juta kaki kubik gas per hari. Bahkan, blok migas yang berlokasi di Riau, Sumatra, ini telah mencapai volume produksi harian tertingginya pada 8 Maret 2015, yaitu sebesar 52 juta kaki kubik.
Imam bilang, peningkatan produksi tersebut menyusul kenaikan penyerapan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebagian besar produksi gas dari Blok Bentu memang dijual ke PLN pada harga rata-rata US$ 5,59 per mmbtu. Sisanya, dijual ke PT Riau Andalan Pulp & Paper dan PD Tuah Sekata.
Blok Bentu memiliki jumlah cadangan terbukti dan terukur sebesar 300 miliar kaki kubik gas. Pada proyek ini, ENRG menggengam 100% saham. Saat ini, anak usaha Grup Bakrie ini telah mengoperasikan 12 blok minyak, gas, dan gas metana batubara di Indonesia dan Mozambik, Afrika.
Beberapa minggu lalu, ENRG mendapat tambahan produksi minyak dari Malacca Strait PSC. Produksi blok migas yang juga berlokasi di Riau itu bertambah 300 barel minyak per hari. Kepemilikan ENRG di blok Malacca Strait PSC mencapai 60,49%. Sementara, sisa kepemilikan digenggam OOGC Malacca Ltd sebesar 32,58%, dan Malacca Petroleum Ltd sebesar 6,93%.
Tahun lalu, ENRG menghasilkan 12.800 barel minyak per hari, dan 226 juta kaki kubik gas per hari. Dengan adanya tambahan produksi dari dua blok migas itu, perseroan ini membidik produksi migas menjadi 68.000 barel minyak ekuivalen per hari pada 2015. ā€¯Peningkatan produksi gas dari Bentu ditambah kenaikan volume minyak dari Malacca Strait bisa berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan," ujar Imam, Jakarta, Rabu (11/3).
ENRG berharap, tahun ini bisa mendongkrak pendapatan menjadi US$ 965 juta, dari perkiraan pendapatan tahun lalu senilai US$ 804 juta. Rabu (11/3), harga saham ENRG ditutup turun 1,05% ke level Rp 94 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News