Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) baru menyerap belanja modal atau Capital Expenditure (capex) senilai US$ 40 juta hingga akhir Agustus tahun ini. Jumlah tersebut baru separuh dari total capex 2014 yang dianggarkan senilai US$ 80 juta.
"Dana capex kebanyakan digunakan untuk pengembangan Blok Bentu di Riau," kata Imam P. Agustino, Presiden Direktur ENRG di Jakarta, Rabu (27/8). ENRG memang sedang melakukan ekspansi di Blok Bentu.
Untuk tiga tahun pertama, manajemen akan menjalankan program fulfill development terhadap blok ini. Selama kurun waktu tersebut, diperkirakan ENRG harus mengaluarkan capex sekitar US$ 200 juta.
Hal ini dilakukan demi menggenjot kapasitas produksi Blok Bentu menjadi 200 juta kaki kubik per hari. Selama ini, produksi gas di Blok Bentu sebesar 30 juta kaki kubik per hari.
Ekspansi yang dilakukan di atas Blok Bentu merupakan realisasi jangka panjang ENRG yang akan fokus pada bisnis gas. Tahun depan, divisi gas ENRG ditargetkan berkontribusi 60% terhadap pendapatan konsolidasi.
Selain Bentu, Emiten yang dikendalikan Grup Bakrie itu juga sudah memulai produksi gas secara komersial sebanyak 8,5 juta kaki kubik gas per hari di Blok Malacca Strait PSC.
Gas tersebut dijual kepada BOB PT Bumi Siak Pusako - PT Pertamina Hulu Energi (BOB). Harga jual gas yang diproduksi dari lapangan Kuat itu dipatok US$ 8 per mmbtu dengan eskalasi sebesar 3% per tahun dari Juli 2014 hingga Agustus 2020.
ENRG tercatat menguasai kepemilikan 60,49% saham Blok Malacca Strait. Hingga kuartal I 2014, Blok Malacca telah memproduksi 3.288 barel minyak ekuivalen per hari. Blok Malacca merupakan satu dari 12 blok migas yang dimiliki ENRG.
Satu dari 12 blok migas itu berada di Mozambik, yaitu Blok Buzi yang diakuisisi ENRG Pada Oktober 2013. Imam bilang, ENRG tengah mempersiapkan diri untuk melakukan pengeboran (drilling) pertama di Blok Buzi.
"Kami berharap tahun depan sudah mulai drilling," terang Imam. Di Blok Buzi, ENRG menguasai kepemilikan saham sebanyak 75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News