Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) kembali menjajaki pinjaman baru untuk membiayai kembali (refinancing) utang lama yang berbunga tinggi. Imam P. Agustino, Presiden Direktur ENRG mengatakan, perusahaan sedang melakukan negosiasi untuk mendapatkan pinjaman US$ 200 juta.
Calon kreditur yang sedang dijajaki oleh ENRG adalah Credit Suisse dan Deutsche Bank. Dua institusi ini memang bisa dikatakan kreditur abadi perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Grup Bakrie.
"Kami berharap closing pinjaman bisa dilakukan di Februari tahun depan," kata Imam dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (5/12). Fasilitas itu, jika berhasil diperoleh, akan digunakan untuk melakukan refinancing utang senilai US$ 200 juta dari Farallon Capital.
Utang itu memang terbilang mahal lantaran dikenakan bunga LIBOR + 18%. Imam bilang, ENRG berharap fasilitas baru nantinya dikenakan bunga lebih rendah, yakni sekitar LIBOR+10%-11%.
Jika skenario ini terwujud, Imam mengklaim, ENRG bisa menghemat beban bunga sekitar US$ 15 juta per tahun.
Rencana refinancing ini merupakan bagian dari strategi ENRG untuk melakukan efisiensi dari sisi keuangan. Pada Desember tahun lalu, ENRG memang berhasil melakukan refinancing lantaran mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi US$ 203 juta yang difasilitasi oleh Bank of America Merrill Lynch, Bank of India dan Intesa Sanpaolo SpA.
Fasilitas utang itu memiliki jangka waktu 5 tahun dengan suku bunga LIBOR +6% per tahun. Utang ini melengkapi fasilitas senilai US$ 90 juta yang diterima ENRG pada 5 Desember 2013 lalu.
Kreditur utang tersebut adalah Bank of New York Mellon cabang Singapura. ENRG menjaminkan seluruh saham di dua anak usaha, PT Tunas Harapan Perkasa dan PT Imbang Tata Alam untuk mendapatkan fasilitas 5 Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News