Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua skenario menanti rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia esok. Pertama, BI bisa saja menaikkan suku bunga. Kedua BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga. Keduanya punya risiko pelik.
William Siregar, Analis Paramitra Alfa Sekuritas mengatakan bahwa dengan adanya tekanan dari Turki, current accound deficit (CAD) hampir mencapai 3% dari PDB dan peluang Federal Reserve menaikkan suku bunga, maka sebaiknya BI mempertimbangkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga.
Jika menaikkan suku bunga, memang investor punya kecenderungan untuk beralih dari pasar modal ke perbankan dan akan berpengaruh buruk ke pasar modal. "Namun hal ini akan menyelamatkan mata uang rupiah. Meski tertekan, namun hal tersebut hanya sesaat saja," kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (14/8).
Justru, William mengatakan investor bisa melakukan akumulasi beli ke saham-saham bluechip dengan strategi buy on weakness. Beberapa saham pilihan William adalah MBSS, TBLA, dan WSKT.
Jika BI mempertahankan suku bunga, maka hal ini akan memberi pengaruh negatif pula buat pasar modal. Selain efek Turki, efek rupiah dang CAD jadi pehatian pelaku pasar, sehingga kenaikan suku bunga 25 basis poin dirasa William cukup memberi efek positif ke pasar modal.
Hingga akhir tahun, William belum mengubah target IHSG. Dia masih optimistis indeks bisa berada di level 6.700 hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News