kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.650.000   29.000   1,79%
  • USD/IDR 16.349   90,00   0,55%
  • IDX 7.073   43,40   0,62%
  • KOMPAS100 1.037   7,79   0,76%
  • LQ45 810   -1,46   -0,18%
  • ISSI 212   1,87   0,89%
  • IDX30 422   0,11   0,03%
  • IDXHIDIV20 506   -1,11   -0,22%
  • IDX80 117   0,24   0,20%
  • IDXV30 121   0,19   0,16%
  • IDXQ30 138   -0,30   -0,22%

Pangsa Pasar Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)


Selasa, 04 Februari 2025 / 22:41 WIB
Pangsa Pasar Meningkat, Simak Rekomendasi Saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di tengah potensi pangsa pasar naik


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan didukung potensi ekspansi yang lebih masif di wilayah luar Jawa. Inisiatif INTP menggunakan bahan baku alternatif turut menjadi keunggulan di kondisi industri penuh tantangan.

Analis Maybank Sekuritas Kevin Halim memandang bahwa INTP merupakan produsen semen dengan operasi yang efisien. Hal itu karena wilayah operasi emiten semen ini sudah tersebar luas daerah Jawa dan memiliki lokasi pabrik yang strategis.

Indocement mengoperasikan pabrik semen terbesar di Indonesia, yang berlokasi di Citeureup dengan kapasitas 18,1 juta ton. Setelah mengakuisisi Semen Grobogan, INTP sekarang sepenuhnya mencakup pasar Jawa, sehingga memiliki fleksibilitas untuk mendorong produknya di luar Jawa seperti pulau Sumatra.

‘’Lokasi pabrik INTP yang strategis dan terkonsentrasi memberikan keuntungan yang signifikan dalam lingkungan permintaan yang lesu saat ini,’’ kata Kevin dalam riset 18 Januari 2025.

Baca Juga: Rekomendasi Analis untuk 5 Saham Blue Chip Baru di LQ45 dan IDX30

Kevin mengantisipasi, margin EBITDA INTP akan mengungguli PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan tetap tangguh di sekitar 20%. Dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, pangsa pasar INTP kini telah tumbuh menjadi 29,6% pada 2024 daripada 25,9% pada 2019, terutama didorong oleh pertumbuhan anorganik.

INTP pun telah mampu mempertahankan pangsa pasarnya, terlepas dari mengakuisisi dua pemain baru semen ke dalam ekosistemnya yakni Singa Merah dan Grobogan. Hal ini merupakan bukti dari posisi merek yang kuat dan operasi yang efisien oleh Indocement.

Sebagai informasi, INTP melaporkan total volume penjualan semen dan klinker yang mencapai 14.738 ribu ton hingga September 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 999 ribu ton atau 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan semen domestik (tanpa klinker) menyentuh angka 13.690 ribu ton, meningkat 9,6 % atau 1.194 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan INTP ini sebagian besar diakui merupakan kontribusi tambahan dari PT Semen Grobogan.

Dengan capaian tersebut, Indocement kini menguasai 29,7% pangsa pasar domestik, dengan 37,8% di Pulau Jawa dan 21,1% di luar Pulau Jawa. Sementara itu, total penjualan ekspor tercatat sebanyak 189 ribu ton.

Di samping itu, Kevin menyoroti bahwa INTP memimpin penggunaan bahan bakar alternatif di Indonesia. Campuran bahan bakar alternatif INTP menjadi yang tertinggi sebesar 21% pada Januari – September 2024, dibandingkan SMGR sekitar 7% yang ditargetkan mencapai 42% pada 2030.

‘’INTP berencana untuk meningkatkan campuran bahan bakar alternatif pabrik Grobogan menjadi 18% pada 2025 dengan membangun sistem pengumpanan bahan bakar turunan yang ditolak (RDF) dari 2%-4% saat ini. Berdasarkan perhitungan kami, untuk setiap kenaikan 10% dalam bauran bahan bakar alternatif, margin EBITDA akan meningkat sebesar 1% poin,’’ jelas Kevin.

Baca Juga: Menilik Prospek Emiten yang Bakal Mendulang Cuan dari Program 3 Juta Rumah

Oleh karena itu, Kevin meyakini, INTP akan mengungguli pesaingnya karena efisiensi operasional dan keunggulan biaya perusahaan di tengah lingkungan yang penuh tantangan. Akuisisi strategis semen Grobogan akan mendukung kinerja emiten semen pihak swasta ini.  Selain itu, INTP juga merupakan satu-satunya pemain semen dengan potensi ekspansi margin melalui peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif.

Senior Equity Research Analyst Panin Sekuritas Aqil Triyadi menilai, prospek emiten semen termasuk Indocement  (INTP) masih akan tertekan di 2025. Hal itu mengingat kondisi kelebihan pasokan (oversupply) yang masih terjadi di industri semen.

Potensi tahun ini bakal berada di lingkungan suku bunga rendah juga masih menemukan ketidakpastian. Terlebih lagi, permintaan semen curah (bulk) akan menghadapi tantangan seiring anggaran infrastruktur yang turun untuk tahun 2025.

Pemangkasan anggaran infrastruktur ini mengikuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025, yang mengamanatkan penghematan anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp 256,10 triliun.

Untuk diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebutkan tahun ini anggaran hanya tersisa sekitar Rp 29,95 triliun. Nilai tersebut telah dipangkas dipangkas 80% dari total Rp 110,95 triliun.

‘’Program 3 juta rumah mungkin akan menjadi salah satu pendorong INTP, namun kami perkirakan dampaknya tidak akan signifikan pada permintaan semen kantong,’’ ujar Aqil kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

 

Dengan berbagai faktor tersebut, Aqil menyarankan Hold untuk INTP dengan target harga sebesar Rp 5.500 per saham. Sedangkan, Kevin merekomendasikan beli untuk INTP dengan target harga sebesar Rp 7.200 per saham.

Selanjutnya: Sinar Mas Land Hadirkan Richmond, Hunian Premium Lengkap dengan Lift & Kolam Renang

Menarik Dibaca: Warna Magenta Bikin Rumah Lebih Enerjik dan Indah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×