Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pakar investasi rekomendasi beli saham blue chip di sektor perbankan yang berencana melakukan pemecahan nominal saham atau stock split. Alasannya, saham blue chip ini masih memiliki prospek bagus. Harga saham blue chip ini juga tergolong murah.
Saham blue chip perbankan yang akan stock split tersebut adalah BBNI dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. Manajemen BBNI bakal stock split dengan rasio 1:2.
Artinya, satu saham lama akan menjadi dua saham baru. Harga saham baru BBNI akan menjadi setengah dari harga saat ini.
Dalam memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan akan meminta persetujuan kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada Selasa (19/9).
Baca Juga: Inilah Saham Blue Chip yang Layak Dibeli, Kinerja Perusahaan Diprediksi Meningkat
BBNI termasuk satu dari 45 saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Agustus 2023-Februari 2024. Saham blue chip adalah saham dengan fundamental bagus, kapitalisasi pasar besar dan tidak mudah untuk digoreng para spekulan.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, dengan adanya aksi korporasi efeknya biasanya positif tapi dalam jangka pendek. Kalau jangka panjang, yang lebih menentukan tentunya tetap fundamental.
"Secara fundamental, saat ini terlihat bagus karena laba terus naik dan price to book value (PBV) lebih rendah dari dua bank BUMN besar lainnya," kata Budi kepada kontan.co.id, Senin (18/9).
Asal tahu saja, dari sisi valuasi, rasio PBV BNI masih di kisaran 1,25 kali, masih jauh dibandingkan emiten perbankan lainnya yang PBV-nya sudah di atas 2 kali.
"Dengan PBV 1,25 kali, BBNI masih lebih murah dari bank-bank BUMN lainnya, sehingga prospeknya mestinya masih baik," ujar Budi.
Pada perdagangan Senin 18 September 2023, harga saham BBNI ditutup di level 9.350, turun 125 poin dibandingkan 1,32%. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BBNI terakumulasi turun 100 poin atau 1,06%.
Senior Investment Information Mirae Asset M. Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, bahwa aksi korporasi yang akan dilakukan oleh BBNI akan berdampak positif pada harga saham dalam jangka panjang.
"Stock split juga akan mendorong kinerja market cap dari pergerakan saham BBNI, juga akan meningkatkan minat para investor ritel untuk bisa berinvestasi pada saham BBNI," ucapnya.
Investor ritel BBNI memang masih tergolong kecil, per akhir Juni 2023, komposisi pemegang saham BNI adalah 60,0% Pemerintah Negara Republik Indonesia, 26,1% investor institusi asing, 9,1% investor institusi domestik, dan 4,8% investor ritel.
Adapun Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, kinerja saham BBNI akan menarik dengan eps growth mencapai 20% di 2023F dan PBV 2023F masih di kisaran 1,2 kali lebih rendah dari BMRI BBRI dan BBCA.
"Selain itu proyeksi bisnisnya juga masih akan bagus," katanya.
Yaki pun merekomendasikan untuk beli dengan target harga 10.650, dan bisa entry buy di level 9.200-9.300 atau buy on break di atas level 9.500.
Sebelumnya, manajemen BBNI menyebutkan tujuan dari aksi korporasi tersebut untuk meningkatkan permintaan atas saham BBNI dengan memperluas basis investor. Stock Split akan menyebabkan harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan.
Selain itu, manajemen menjelaskan jumlah lembar saham perseroan setelah stock split akan bertambah. Manajemen berharap ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham BBNI sehingga perdagangan sahamnya akan lebih aktif.
Aksi korporasi ini membuat nilai nominal saham emiten bank pelat merah ini akan berubah menjadi Rp 3.750 per saham. Sebelumnya, harga per sahamnya senilai Rp 7.500.
Jumlah saham seri B BNI setelah pemecahan nilai saham akan bertambah menjadi 578,68 juta dari sebelumnya sebanyak 289,34 juta.
Sementara itu, jumlah saham seri C akan bertambah menjadi sebanyak 36,71 miliar dari sebelumnya 18,35 miliar saham. Sedangkan, jumlah saham seri A milik pemerintah tetap sama tapi nilai nominalnya berubah.
Itulah rekomendasi saham blue chip sektor perbankan yang akan stok split. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News