kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook harga CPO bikin optimisme AALI


Kamis, 16 Maret 2017 / 20:26 WIB
Outlook harga CPO bikin optimisme AALI


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sepanjang tahun lalu terbilang positif. Emiten perkebunan itu meraih pertumbuhan pendapatan 8,1% menjadi Rp 14,12 triliun dari Rp 13,05 triliun. Adapun laba bersih perusahaan juga meningkat dua kali lipat menjadi Rp 2,11 triliun dari Rp 695 miliar.

Peningkatan laba ini disebabkan keuntungan dari selisih kurs yang mencapai Rp 200,61miliar dari tahun sebelumnya rugi Rp 580,36 miliar. Selain itu turunnya beban pajak penghasilan menjadi Rp 94,47 miliar dari tahun sebelumnya Rp 479,82 miliar.

Maklum, tahun kemarin efek pemangkasan PPh final revaluasi aset dalam paket kebijakan ekonomi Jilid V, turut mendorong laba perusahaan sawit. Selain itu laba juga terdorong dari sisi penjualan melihat harga sawit yang cukup naik drastis mencapai 43%.

Analis NH Korindo Joni Wintarja mengatakan laba AALI naik akibat mendapat penangguhan pajak mencapai Rp 751 miliar yang diperoleh setelah merevaluasi aset perkebunan. Sesuai dengan paket kebijakan ekonomi jilid V. “Penangguhan pajak itu membuat customarily tax expense menjadi 4% dari 25%,” kata Joni kepada KONTAN, Kamis (16/3).

Makanya dia melihat laba sebelum bunga dan pajak EBIT hanya tumbuh 43% yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penjualan. Belum lagi produksi tandan buah segar juga turun 13% dikisaran 4.850 juta ton dari 5.600 juta ton.

Senada Analis Ciptadana Securities Edward Lois mengatakan kinerja yang cukup baik AALI disumbang dari rendahnya operating expenditure (opex) dan beban pajak. Dari catatannya pemotongan pajak atas revaluasi aset berhasil mencatat laba bearish cukup tinggi pada tahun kemarin. ”Opex AALI tahun kemarin juga turun 17% menjadi Rp 1,02 triliun dari Rp 1,23 triliun di tahun sebelumnya,” kata Edward.

Tahun ini ekspektasi harga CPO lebih baik dari awal tahun lalu membuat optimisme bagi industri sawit. Belum lagi dengan kondisi cuaca yang cukup menguntungkan bagi industri sawit dimana curah hujan juga cukup tinggi dibanding kekeringan karena El Nino tahun kemarin.

Makanya prediksi Edward tahun ini produksi tandan buah segar AALI akan membaik menjadi 5,7 juta ton tahun atau naik 18,7% dari tahun 2016. Dimana produksi CPO diprediksi naik 22,1% menjadi 1,82 juta ton.

Analis BCA Sekuritas Nyoman Widita Prabawa dalam risetnya (16/3) mengatakan rata-rata harga jual (ASP) CPO pada kuartal IV tahun lalu berada dikisaran RM 3.021 per ton atau naik 33,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Pada tahun ini prediksinya ASP CPO tahun ini hanya RM 2.800 per ton, naik 4,6% dari RM 2.677 per ton di awal tahun 2016. ”Sehingga kinerja keuangan emiten sawit tahun ini masih dapat tumbuh,” katanya.

Nyoman melihat puncak harga CPO tahun ini seharusnya berada pada kuartal I tahun ini di tengah musim panen yang rendah dan tingginya permintaan dari China. Tapi perkiraannya harga CPO global secara bertahap akan bergerak menurun dimulai pada kuartal II nanti, yang disebabkan produksi CPO global.

Selain itu inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pajak ekspor menjadi US$ 18 per ton dari US$ 3 ton di Februari kemarin juga memberi sentimen negatif jangka pendek harga CPO.

Asal tahu saja peningkatan Bea Keluar ini tertuang pada Peraturan Menteri perdagangan Nomor 02/M-DAG/PER/1/2017 tentang penetapan harga patokan ekspor (HPE) atas produk pertanian dan kehutanan yang dikenakan Bea keluar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×