Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
Produsen di luar China, United Co. Rusal juga turut memperingatkan ancaman kenaikan kapasitas di negeri Tembok Raksasa. Perusahaan yang berbasis di Moskow itu memperkirakan aluminium akan mengalami defisit sekitar 1 juta ton tahun ini.
Permintaan yang kuat disertai dengan turunnya pasokan global menjadi penyebab kondisi defisit. Tetapi, harga yang lebih baik menurut Rusal memungkinkan China untuk kembali meningkatkan kapasitas produksi.
Ibrahim memaparkan, produsen aluminium China yang didominasi oleh perusahaan pelat merah memang cenderung meningkatkan produksi pada akhir tahun untuk menjaga persediaan sebelum awal tahun dimulai.
Peningkatan produksi juga dilakukan sebelum The Fed menaikkan suku bunga dan menekan harga aluminium ke level bawah. "Ketika harga sedang tinggi, produksi memang terus ditingkatkan," tuturnya.
Meski demikian, Ibrahim berharap kenaikan produksi China tidak akan signifikan sehingga harga aluminium akhir tahun bisa menyentuh level US$ 1.810,5 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News