Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) optimistis membukukan kenaikan kinerja pada 2023. Hal ini dorong oleh beberapa starategi yang disiapkan seperti pengembangan digital, IT dan laboratorium.
Direktur Business & Marketing Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati, menyampaikan bahwa perusahaan optimistis dapat mengejar pertumbuhan kinerja positif pada 2023 melalui pengembangan teknologi dan penguatan bisnis digital channel.
"Pendapatan kami targetkan bertumbuh sekitar dua kali dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target marjin laba bersih sekitar 15%," jelasnya kepada Kontan, Jumat (23/6).
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Optimistis Raih Kenaikan Laba 15% pada 2023
Adapun, transformasi digital merupakan salah satu strategi Prodia pada tahun 2023 dalam menjawab tantangan pasar dan kebutuhan masyarakat dengan meluncurkan aplikasi kesehatan terintegrasi U By Prodia.
Indri menyampaikan dengan pencabutan kebijakan PPKM di akhir 2022 dan normalisasi telah meningkatkan mobilitas masyarakat untuk mengunjungi fasilitas publik dan mendorong pemulihan berbagai sektor usaha di Indonesia, termasuk industri kesehatan.
"Kami melihat adanya peningkatkan traffic pelanggan yang melakukan check-up kesehatan secara offline setelah kebijakan PPKM dicabut," ujarnya.
Senada, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menyampaikan untuk mencapai kenaikan pendapatan dan laba di 2023 Prodia telah memulai tranformasi digital dari semua siklus pekerjaan mulai dari layanan digital servis, digital marketing dan proses internal.
Baca Juga: 20 Saham Kapitalisasi Kecil Pilihan RHB Sekuritas yang Diproyeksi Masih Positif
Selain itu, Prodia akan terus mengembangkan teknologi dalam pengembangan lab contohnya yaitu akan mengembangkan teknologi pada minimal 10 tes baru setiap tahun.
"Kita tambahkan teknologi terbarunya di lab yang kita miliki terutama pada lab next generation dan lab lainnya serta pengembangan digital," tuturnya.
Di samping itu, Prodia akan tetap melakukan ekspansi dengan penambahan beberapa outlet namun tidak akan banyak seperi tahun-tahun sebelumnya. Rencananya, akan ada penambahan sekitar dua cabang baru di tahun 2023.
Selain itu, Dewi mengatakan Prodia saat ini sedang banyak melakukan renovasi atau relokasi pada Lab yang dimiliki ke tempat baru untuk menstandrisasi tampilan ataupun layanan.
Dewi menyampaikan dengan adanya pandemi menjadi pembelajaran luar biasa bagi Prodia dalam menangkap perubahan yang terjadi dengan respons yang cepat dengan strategi, inovasi dan efisiensi yang sesuai.
Baca Juga: Kinerja Prodia Widyahusada (PRDA) Turun di Kuartal I-2023, Begini Strategi ke Depan
"Strategi yang kita siapkan akan terus kita tinjau dari waktu ke waktu dan akan terus kita maksimalkan, contohnya layanan vaksinasi banyak masyarakat yang membutuhkan dan ini bisa menjadi layanan terbaru untuk menuju ke stabilan baru," tuturnya.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan prospek kinerja ke depannya Prodia masih berasal dari kontribusi pertumbuhan pendapatan dari segmen pendapatan rutin klinik dan non laboratorium, serta mayoritas pelanggan yang masih didominasi dari pelanggan individu dan referensi dokter.
"Efek berakhirnya pandemi memang memberikan dampak pada kinerja emiten karena sejak memasuki kuartal I/2022, pos pendapatan hingga laba bersih emiten sudah mengalami penurunan dibanding periode sama tahun lalu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (25/6).
Baca Juga: Ini Jadwal Pembayaran Dividen Prodia Widyahusada (PRDA) Sebesar Rp 237,9 per Saham
Praska melihat harga saham, PRDA saat ini berada dalam tren konsolidasi di rentang Rp 5.300-Rp 6.000 pasca melandai di tren bearish jangka panjang saat ini PRDA sudah dekat dengan support di Rp 5.300-an.
Praska merekomendasikan beli dalam jangka pendek dengan target di Rp 5.800-Rp 6.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News