Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, Dewi mengatakan Prodia saat ini sedang banyak melakukan renovasi atau relokasi pada Lab yang dimiliki ke tempat baru untuk menstandrisasi tampilan ataupun layanan.
Dewi menyampaikan dengan adanya pandemi menjadi pembelajaran luar biasa bagi Prodia dalam menangkap perubahan yang terjadi dengan respons yang cepat dengan strategi, inovasi dan efisiensi yang sesuai.
Baca Juga: Kinerja Prodia Widyahusada (PRDA) Turun di Kuartal I-2023, Begini Strategi ke Depan
"Strategi yang kita siapkan akan terus kita tinjau dari waktu ke waktu dan akan terus kita maksimalkan, contohnya layanan vaksinasi banyak masyarakat yang membutuhkan dan ini bisa menjadi layanan terbaru untuk menuju ke stabilan baru," tuturnya.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan prospek kinerja ke depannya Prodia masih berasal dari kontribusi pertumbuhan pendapatan dari segmen pendapatan rutin klinik dan non laboratorium, serta mayoritas pelanggan yang masih didominasi dari pelanggan individu dan referensi dokter.
"Efek berakhirnya pandemi memang memberikan dampak pada kinerja emiten karena sejak memasuki kuartal I/2022, pos pendapatan hingga laba bersih emiten sudah mengalami penurunan dibanding periode sama tahun lalu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (25/6).
Baca Juga: Ini Jadwal Pembayaran Dividen Prodia Widyahusada (PRDA) Sebesar Rp 237,9 per Saham
Praska melihat harga saham, PRDA saat ini berada dalam tren konsolidasi di rentang Rp 5.300-Rp 6.000 pasca melandai di tren bearish jangka panjang saat ini PRDA sudah dekat dengan support di Rp 5.300-an.
Praska merekomendasikan beli dalam jangka pendek dengan target di Rp 5.800-Rp 6.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News