kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Optimisme permintaan memudar, harga minyak anjlok setelah pemotongan harga Saudi


Selasa, 08 September 2020 / 05:36 WIB
Optimisme permintaan memudar, harga minyak anjlok setelah pemotongan harga Saudi
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sun sets behind a crude oil pump jack on a drill pad in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S. November 24, 2019. Picture taken November 24, 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun lebih dari 1% pada perdagangan Senin (8/9), setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak Juli.

Arab Saudi memotong harga bulanan terdalam untuk pasokan ke Asia dalam lima bulan, sementara optimisme tentang pemulihan permintaan mendingin di tengah pandemi virus corona.

Melansir CNBC, minyak mentah Brent berada di US$ 42,21 per barel, turun 45 sen atau 1,1% pada 0439 GMT, setelah sebelumnya meluncur ke US$ 41,51, terendah sejak 30 Juli.

Baca Juga: Harga minyak sudah tergelincir 8,28% sejak awal bulan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 51 sen atau 1,3% menjadi US$ 39,26 per barel setelah sebelumnya turun menjadi US$ 38,55, terendah sejak 10 Juli.

Dunia tetap dibanjiri pasokan minyak mentah dan bahan bakar meskipun ada pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau OPEC + dan upaya pemerintah untuk merangsang ekonomi global dan permintaan minyak.

Akibatnya, pabrik penyulingan telah mengurangi produksi bahan bakar mereka, menyebabkan produsen minyak seperti Arab Saudi menurunkan harga untuk mengimbangi penurunan permintaan minyak mentah.

"Sentimen telah menjadi suram dan mungkin ada beberapa tekanan jual ke depan," kata Howie Lee, seorang ekonom di bank OCBC Singapura.

Liburan Hari Buruh pada hari Senin menandai akhir tradisional dari puncak permintaan musim panas di Amerika Serikat dan memperbaharui fokus investor pada permintaan bahan bakar yang lesu saat ini di konsumen minyak terbesar dunia itu.

China, importir minyak terbesar dunia yang telah mendukung harga dengan rekor pembelian, memperlambat asupannya pada Agustus, menurut data bea cukai pada hari Senin.

“Pasokan yang melimpah, kekhawatiran melonggarnya kepatuhan OPEC +, berakhirnya musim mengemudi di AS, dan posisi yang panjang semuanya digabungkan untuk mengikis kepercayaan pada minyak,” analis pasar senior OANDA Jeffrey Halley mengatakan dalam sebuah catatan.

Sebelumnya, eksportir minyak utama dunia Arab Saudi memangkas harga jual resmi bulan Oktober untuk minyak mentah Arab Light yang paling banyak dijual ke Asia sejak Mei, menunjukkan permintaan tetap lemah. Asia adalah pasar terbesar Arab Saudi berdasarkan wilayah.rftBaca Juga: Impor China menurun, harga minyak WTI ikut terperosok

Pada Agustus, kelompok OPEC + mengurangi pengurangan produksi menjadi 7,7 juta barel per hari setelah harga minyak global membaik dari posisi terendah dalam sejarah yang disebabkan oleh pandemi virus corona yang memangkas permintaan bahan bakar.

Minyak juga berada di bawah tekanan karena perusahaan AS meningkatkan pengeboran untuk pasokan baru setelah pemulihan harga minyak baru-baru ini.

Perusahaan migas AS minggu lalu menambahkan rig minyak dan gas alam untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir, menurut laporan mingguan oleh Baker Hughes Co pada hari Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×