kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

3 Saham Tambang Pemerintah Akan Bayar Dividen Jumbo, Mana yang Layak Beli / Jual?


Jumat, 13 Juni 2025 / 07:54 WIB
3 Saham Tambang Pemerintah Akan Bayar Dividen Jumbo, Mana yang Layak Beli / Jual?
ILUSTRASI. 3 Saham Tambang Pemerintah Akan Bayar Dividen Jumbo, Mana yang Layak Beli / Jual?


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham pertambangan milik pemerintah akan memberikan dividen kepada investor. Bahkan, dua dividen saham tersebut bernilai jumbo. Lalu, saham tambang apa yang layak beli atau jual?

Pembayaran dividen saham sektor tambang tersebut diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang berlangsung pada Kamis 12 Juni 2024.

Mereka adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). 

ANTM menyetujui rencana pembagian dividen saham tahun buku 2024 sebesar Rp 3,6 triliun atau Rp 151,77 per saham. 

Jumlah ini setara 100% dividen payout ratio yang juga serupa dengan dividen payout ratio emiten anggota MIND ID tersebut pada 2023 lalu yakni 100%. 

Pada penutupan perdagangan saham di BEI Kamis 12 Juni 2025, harga saham ANTM di level Rp 3.170, turun 110 poin atau 3,35% dibandingkan sehari sebelumnya. Dengan harga tersebut, dividen yield saham ANTM tercatat sebesar 4,78%.

Baca Juga: Dana Investor Masuk Rp 16,32 T, Ini Cara Pemesanan Sukuk Ritel SR022 Kupon 6,55%

PTBA akan pembagian dividen saham tahun buku 2024 sebesar Rp 3,8 triliun atau Rp 332 per saham.

Berdasarkan keterangan di Stockbit Sekuritas, jumlah dividen ini setara 75% dividend payout ratio (DPR) PTBA. Angka ini juga serupa dengan DPR PTBA pada 2023 lalu. 

Pada penutupan perdagangan saham di BEI Kamis 12 Juni 2025, harga saham PTBA di level 2.980, turun 30 poin atau 1,00% dibandingkan sehari sebelumnya. Dengan harga tersebut, nilai pembagian dividen saham PTBA memiliki dividen yield sebesar 11,14%.

TINS akan membagikan dividen tunai mencapai Rp 474,65 miliar atau sekitar Rp 63,73 per saham. Rasio tebaran dividen atau dividend payout ratio TINS mencapai 40%.

Dengan harga saham TINS pada penutupan perdagangan Kamis 12 Juni 2025 di level Rp 1.160, maka imbal hasil atau yield dividend mencapai 5,49%.

Tonton: Bakal Gantikan Ditjen Pajak, Prabowo Bentuk Struktur Badan Penerimaan Negara

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, mengatakan, pembagian dividen ANTM seiring dengan rencana capital expenditure (capex) sebesar Rp 3,7 triliun yang masih bisa ditutupi oleh kas dan laba bersih naik 794% year on year (yoy) pada kuartal I 2025, sehingga menjaga neraca lebih solid.

Untuk PTBA, jumlah dividen itu seiring dengan capex pada tahun 2025 yang agresif sebesar Rp 7,2 triliun atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. 

“Hal ini cenderung dapat membuat PTBA untuk tidak mencapai 100% pembagian dividen,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (12/6),

Sementara, untuk TINS, hal itu seiring dengan pattern historikal dan juga pencatatan laba bersih tahun 2024 yang melonjak sebesar 363% yoy.

Ke depan, prospek kinerja keuangan ANTM dan TINS masih positif di tahun 2025, seiring dengan beberapa faktor.

Yaitu, peningkatan harga komoditas emas ke US$ 3.120 per ons troi dan timah rebound ke US$ 35.000 per ton pada kuartal I 2025 seiring dengan ketidakpastian pasar yang meningkat, serta proyek ekosistem electric vehicle (EV) dan hilirisasi. 

“Meski tantangannya adalah terjadinya oversupply nikel,” ungkapnya.

Sedangkan, untuk PTBA akan cenderung tertekan seiring dengan beberapa faktor. Yaitu, stagnansi pertumbuhan harga komoditas batubara dari US$ 124 per ton menjadi US$ 104 per ton di akhir kuartal I, serta capex untuk proyek rel dan hilirisasi batubara (Dimethyl Ether/DME) yang dapat menekan arus kas.

Audi pun merekomendasikan beli untuk ANTM dengan target harga Rp 3.450 per saham, trading buy untuk TINS dengan target harga Rp 1.370 per saham, dan hold untuk PTBA dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila melihat, ANTM masih menarik karena permintaan emas juga masih tinggi didukung dengan permintaan nikel yang bisa meningkat juga untuk EV, optimalisasi sektor ritel emas, dan ekspansi smelter nikel. 

Prospek PTBA masih tergantung dengan komoditas batubara sehingga perlu memantau permintaan dari China dan India.

“TINS juga masih harus memantau fluktuasi harga komoditas,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (12/3).

Indy pun merekomendasikan buy on weakness untuk ANTM dengan target harga Rp 3.800 - Rp 4000 per saham, beli untuk PTBA dengan target Rp 3.100 per saham, dan speculative buy untuk TINS dengan target harga Rp 1.365 per saham.

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi merekomendasikan buy on weakness untuk ANTM dengan target harga di level support Rp 3.600 per saham.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto merekomendasikan buy untuk ANTM dengan target harga Rp 3.600 - Rp 3.800 per saham, dan buy untuk PTBA dengan target harga Rp 3.140 - Rp 3.300 per saham.

Baca Juga: Hampir Habis! 93,3% Bitcoin Sudah Ditambang, Apa yang Akan Terjadi?

Selanjutnya: Ada Liquidity Provider, Nilai Transaksi Bursa Bisa Meningkat

Menarik Dibaca: Promo Burger Bangor Juni 2025, Fried Chicken hingga Burger Mulai Rp 20.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×