kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Impor China menurun, harga minyak WTI ikut terperosok


Senin, 07 September 2020 / 18:36 WIB
Impor China menurun, harga minyak WTI ikut terperosok
ILUSTRASI. Harga minyak WTI turun 1,76% menjadi US$ 39,07 per barel pada Senin (7/9) pada pukul 17.50 WIB.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat stabil di level US$ 42 per barel, minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober terus merosot. Teranyar, merujuk Bloomberg, Senin (7/9) pada pukul 17.50 WIB harga minyak WTI telah terkoreksi menjadi US$ 39,07 per barel atau turun 1,76% dibanding penutupan sebelumnya.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, harga minyak dunia belakangan memang tertekan oleh berbagai sentimen negatif. Sentimen utamanya memang masih berkaitan dengan penyebaran virus corona dan permintaan terhadap minyak yang tak kunjung membaik. Tak pelak harga minyak pun merosot.

“Setelah sempat berdamai, hubungan Amerika Serikat (AS) dan China mulai kembali memanas. Ini berdampak pada impor China yang semula tinggi, namun saat ini menurun akibat ketegangan dan membuat harga minyak terus tergelincir,” jelas Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).

Baca Juga: Harga minyak mentah terus merosot usai China pangkas impor

Selain dari sentimen tersebut, Faisyal menambahkan beberapa negara justru terbukti tidak mentaati peraturan untuk mengurangi produksi. Bahkan Arab Saudi kembali memberi potongan harga kepada para konsumennya di Asia.

Ke depan, Faisyal memperkirakan tren negatif minyak dunia ini berpotensi berlanjut. Ini karena selama virus corona belum teratasi, kelebihan pasokan masih akan membuat harga minyak sulit untuk rebound

“Bahkan dikabarkan laporan cadangan minyak di AS yang akan dirilis Kamis besok kembali meningkat dan akan semakin menekan harga minyak. Tidak menutup kemungkinan, harga minyak WTI saat ini tengah menguji level US$ 36,25 per barel pada seminggu ini,” tambah Faisyal.

Baca Juga: Harga minyak mentah ambles 1% ke level terendah sejak Juli 2020

Faisyal menyebut, harga minyak ke depan akan bergantung pada dua hal. Pertama, pelemahan dolar AS yang terus berlanjut. Kedua, adanya kebijakan dari OPEC+ mengenai masalah pengurangan produksi dan memastikan para produsen bisa mematuhi peraturan tersebut.

Faisyal memperkirakan harga minyak WTI pada akhir tahun nanti akan ada di kisaran US$ 42 per barel.

Selanjutnya: Ekspor China tumbuh 9,5% pada Agustus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×