kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Optimalkan produksi di 2020, Krakatau Steel (KRAS) akan fokus lakukan hal ini


Kamis, 05 Maret 2020 / 22:21 WIB
Optimalkan produksi di 2020, Krakatau Steel (KRAS) akan fokus lakukan hal ini
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Krakatau Steel dalam laporannya telah men


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tengah fokus untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan produktivitas pada tahun ini.

Keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk tidak menaikkan tarif listrik pada periode kuartal II-2020 disambut baik oleh perusahaan ini.

Baca Juga: Sokong proyek transmisi listrik, Waskita Karya Infrastruktur bangun pabrikan baja

Direktur Utama Krakatu Steel, Silmy Karim, menjelaskan, ketika tarif listrik naik, maka harga pokok penjualan KRAS juga akan meningkat. Dengan begitu, maka harga jual produk hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil (CRC) menjadi tidak kompetitif.

Lebih lanjut, ia bilang, kebutuhan listrik sendiri menjadi salah satu komponen HPP HRC dan CRC KRAS. “Kontribusinya sendiri sebesar US$ 11,7 per ton dalam cost structure HPP KRAS,” ujarnya pada Kontan, Kamis (5/3).

Baca Juga: Menggarap Bisnis Modular Kekinian

Per Januari tahun ini, KRAS berhasil menekan biaya operasional (opex) dari US$ 33 juta per bulan menjadi US$ 18 juta per bulan. “Dengan tarif listrik yang tidak naik, maka opex KRAS tetap berada di angka US$ 18 juta per bulan. Sehingga cash flow perusahaan dapat tetap positif,” papar Silmy.

Sembari terus melakukan efisiensi, KRAS juga terus mengejar target penjualan agar EBITDA dan cashflow perusahaan ini tetap positif seperti capaian di bulan Januari 2020.

Baca Juga: Polemik harga gas industri sektor tertentu harus segera dicari solusinya

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020 Silmy menargetkan agar KRAS mampu memproduksi 5 juta -- 6 juta ton baja demi memenuhi keperluan baja dalam negeri.

Rinciannya 2 juta -- 3 juta ton diproduksi Krakatau Steel, dan 3,2 juta ton diproduksi Krakatau Posco. KRAS berharap dapat menghasilkan kinerja bottom line yang positif pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×