Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Per Januari tahun ini, KRAS berhasil menekan biaya operasional (opex) dari US$ 33 juta per bulan menjadi US$ 18 juta per bulan. “Dengan tarif listrik yang tidak naik, maka opex KRAS tetap berada di angka US$ 18 juta per bulan. Sehingga cash flow perusahaan dapat tetap positif,” papar Silmy.
Sembari terus melakukan efisiensi, KRAS juga terus mengejar target penjualan agar EBITDA dan cashflow perusahaan ini tetap positif seperti capaian di bulan Januari 2020.
Baca Juga: Polemik harga gas industri sektor tertentu harus segera dicari solusinya
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2020 Silmy menargetkan agar KRAS mampu memproduksi 5 juta -- 6 juta ton baja demi memenuhi keperluan baja dalam negeri.
Rinciannya 2 juta -- 3 juta ton diproduksi Krakatau Steel, dan 3,2 juta ton diproduksi Krakatau Posco. KRAS berharap dapat menghasilkan kinerja bottom line yang positif pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News