kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.390   -143,00   -0,86%
  • IDX 7.525   -13,08   -0,17%
  • KOMPAS100 1.059   0,18   0,02%
  • LQ45 795   -2,22   -0,28%
  • ISSI 256   -0,19   -0,07%
  • IDX30 413   0,86   0,21%
  • IDXHIDIV20 469   1,12   0,24%
  • IDX80 119   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 122   0,17   0,14%
  • IDXQ30 131   0,46   0,35%

OPEC+ Naikkan Produksi, Harga Minyak Tertekan: Brent ke US$ 69,27 Senin (4/8) Pagi


Senin, 04 Agustus 2025 / 08:41 WIB
OPEC+ Naikkan Produksi, Harga Minyak Tertekan: Brent ke US$ 69,27 Senin (4/8) Pagi
ILUSTRASI. A pump jack operates near a crude oil reserve in the Permian Basin oil field near Midland, Texas, U.S. February 18, 2025. REUTERS/Eli Hartman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Harga minyak melanjutkan penurunan pada Senin (4/8/2025) setelah aliansi produsen minyak OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi secara signifikan pada bulan September.

Sentimen negatif juga datang dari kekhawatiran perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS), negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Harga minyak Brent turun 40 sen atau 0,57% menjadi US$ 69,27 per barel pada pukul 08.15 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melemah 37 sen atau 0,55% ke posisi US$ 66,96 per barel.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 2.000 Menjadi Rp 1.946.000 Per Gram pada Hari Ini (4/8)

Kedua kontrak sebelumnya telah jatuh sekitar US$ 2 per barel pada penutupan perdagangan Jumat lalu.

Dalam pertemuan hari Minggu, OPEC+ menyepakati kenaikan produksi sebesar 547.000 barel per hari (bph) untuk bulan September.

Keputusan ini merupakan bagian dari serangkaian langkah percepatan pasokan yang bertujuan merebut kembali pangsa pasar.

OPEC+ menyebutkan kondisi ekonomi yang sehat dan level stok yang rendah sebagai alasan di balik kebijakan ini.

Keputusan tersebut juga mencakup pembalikan penuh dari pemangkasan produksi terbesar OPEC+ sebelumnya, ditambah peningkatan tambahan untuk Uni Emirat Arab. Totalnya setara dengan sekitar 2,5 juta bph atau sekitar 2,4% dari total permintaan minyak global.

Namun, analis Goldman Sachs memperkirakan peningkatan pasokan riil dari delapan negara anggota OPEC+ sejak Maret hanya mencapai sekitar 1,7 juta bph atau dua pertiga dari volume yang diumumkan.

Baca Juga: Bursa Australia Turun Tipis Senin (4/8) Pagi, Tertekan Sektor Perbankan dan Energi

Hal ini disebabkan negara anggota lainnya justru mengurangi output setelah sebelumnya melebihi kuota.

"Meski kebijakan OPEC+ bersifat fleksibel dan situasi geopolitik masih tidak pasti, kami memperkirakan tidak ada perubahan kuota produksi setelah September," tulis Goldman Sachs dalam catatannya.

Mereka juga menambahkan bahwa pertumbuhan pasokan dari luar OPEC yang solid kemungkinan akan menyisakan ruang sempit bagi tambahan produksi OPEC+.

Analis RBC Capital Markets, Helima Croft, menyebut bahwa strategi menambah pasokan tampaknya berhasil.

"Pasar ternyata mampu menyerap tambahan pasokan musim panas ini, terbukti harga minyak belum terlalu jauh dari level sebelum gelombang tarif," ujarnya.

Namun, pasar tetap mewaspadai potensi sanksi tambahan dari Amerika Serikat terhadap Iran dan Rusia.

Presiden AS Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif sekunder 100% bagi pembeli minyak Rusia, sebagai upaya menekan Moskow agar menghentikan agresinya di Ukraina.

Baca Juga: Trump Akan Umumkan Calon Pengganti Pejabat The Fed dalam Beberapa Hari ke Depan

Setidaknya dua kapal tanker pengangkut minyak Rusia yang menuju kilang di India dilaporkan mengalihkan tujuan menyusul sanksi baru AS, menurut data perdagangan dari LSEG dan sumber industri.

Meski begitu, dua pejabat pemerintah India mengatakan kepada Reuters pada Sabtu bahwa India tetap akan membeli minyak dari Rusia meski ada ancaman Trump.

Kekhawatiran terhadap dampak tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar juga terus membayangi pasar, terlebih setelah data pertumbuhan lapangan kerja AS pada Jumat lalu meleset dari ekspektasi.

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyatakan pada Minggu bahwa tarif yang diberlakukan minggu lalu terhadap puluhan negara kemungkinan akan tetap dipertahankan, alih-alih dikurangi dalam proses negosiasi yang sedang berjalan.

Selanjutnya: 10 Klub Paling Boros di Bursa Transfer Musim Panas 2025: Liverpool Memimpin

Menarik Dibaca: Cara Melindungi Keluarga dari Risiko dengan Asuransi Jiwa dan Penyakit Kritis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×