kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.260   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.902   1,08   0,02%
  • KOMPAS100 1.003   -1,01   -0,10%
  • LQ45 764   -3,14   -0,41%
  • ISSI 227   0,65   0,29%
  • IDX30 394   -1,62   -0,41%
  • IDXHIDIV20 455   -1,56   -0,34%
  • IDX80 112   -0,18   -0,16%
  • IDXV30 114   0,03   0,03%
  • IDXQ30 127   -0,63   -0,49%

Harga Minyak Naik Hampir 2% Senin (7/7), Meski OPEC+ Umumkan Kenaikan Produksi


Selasa, 08 Juli 2025 / 05:29 WIB
Harga Minyak Naik Hampir 2% Senin (7/7), Meski OPEC+ Umumkan Kenaikan Produksi
ILUSTRASI. Harga minyak mentah global naik hampir 2% pada Senin (7/7), seiring dengan optimisme atas permintaan yang kuat. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah global naik hampir 2% pada Senin (7/7), seiring dengan optimisme atas permintaan yang kuat.

Mampu mengimbangi dampak dari keputusan OPEC+ menaikkan produksi secara signifikan mulai Agustus, serta kekhawatiran baru terhadap dampak kebijakan tarif AS.

Melansir Reuters, harga minyak Brent naik US$ 1,28 atau 1,9% menjadi US$ 69,58 per barel, sedangkan minyak WTI naik 93 sen atau 1,4% ke US$ 67,93 per barel.

Baca Juga: Ekonomi Global Turun, Harga Minyak Dunia Ikut Melemah

Sebelumnya di sesi awal, Brent sempat turun ke level US$ 67,22 dan WTI menyentuh US$ 65,40.

“Gambaran suplai memang menunjukkan tren naik, tetapi permintaan tetap lebih kuat dari perkiraan,” ujar Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading di BOK Financial.

Data industri perjalanan pekan lalu menunjukkan rekor jumlah warga Amerika yang bepergian saat libur 4th of July, baik lewat darat maupun udara, yang menjadi sinyal positif bagi permintaan bahan bakar.

Pada Sabtu (5/7), OPEC+ (yang terdiri dari OPEC dan sekutunya) menyepakati peningkatan produksi sebesar 548.000 barel per hari (bph) mulai Agustus 2025, lebih tinggi dari rata-rata 411.000 bph dalam tiga bulan terakhir.

Baca Juga: Permintaan Turun, Harga Minyak Mentah Diprediksi US$ 60 pada Akhir Kuartal III-2025

Menurut catatan RBC Capital yang dipimpin analis Helima Croft, keputusan tersebut akan mengembalikan hampir 80% dari total pemangkasan sukarela 2,2 juta bph oleh delapan negara anggota OPEC ke pasar.

Namun sejauh ini, sebagian besar peningkatan pasokan masih datang dari Arab Saudi, dan realisasi kenaikan produksi secara keseluruhan belum sesuai rencana.

Dalam sinyal keyakinan terhadap prospek permintaan, Arab Saudi juga menaikkan harga jual Arab Light crude untuk pasar Asia ke level tertinggi dalam empat bulan mulai Agustus.

Goldman Sachs memperkirakan, OPEC+ akan mengumumkan tambahan kenaikan produksi sebesar 550.000 bph untuk September dalam pertemuan lanjutan pada 3 Agustus.

Harga minyak sempat tertekan akibat ketidakpastian terkait tarif baru AS, setelah pejabat AS mengisyaratkan penundaan penerapan tarif namun belum memberikan detail soal besarannya.

Investor khawatir, tarif tinggi akan memperlambat aktivitas ekonomi dan berdampak pada permintaan minyak.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan, dalam 48 jam ke depan, AS akan mengumumkan sejumlah kebijakan dagang.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 1% Senin (7/7) Pagi, Usai OPEC+ Percepat Kenaikan Produksi

Ia juga menyebut telah menerima banyak proposal dari negara-negara mitra yang ingin mencapai kesepakatan sebelum tenggat 9 Juli.

“Meskipun kebijakan dagang AS belum final, langkah perpanjangan tenggat waktu dan pelonggaran ancaman tarif telah membantu meredakan kekhawatiran permintaan sejak April lalu,” kata Jeffrey McGee, Direktur Makai Marine Advisors.

Ketegangan geopolitik juga turut mewarnai pasar energi. Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah menenggelamkan kapal kargo di Laut Merah menggunakan senjata api, roket, dan kapal remote-control bermuatan peledak.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Senin, saat pejabat Israel dan Hamas menggelar pembicaraan tidak langsung yang dimediasi AS terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam wawancara yang dirilis Senin, menyatakan terbuka untuk menyelesaikan perselisihan dengan AS lewat dialog.

Namun ia juga mengingatkan soal rendahnya tingkat kepercayaan akibat berbagai serangan dari AS dan Israel terhadap negaranya.

Selanjutnya: Bos Bank DBS Ungkap Strategi Investasi di Tengah Gejolak Geopolitik & Ekonomi Global

Menarik Dibaca: Oppo A57 Harga Juli 2025 Hadirkan Speaker Powerful, Cocok Buat Karaokean

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×