Reporter: Recha Dermawan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa karbon di Indonesia mulai menggeliat, pasca diluncurkan pada 26 September 2023. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan, dalam waktu dekat akan ada penawaran efek perdana di bursa karbon.
“Sebentar lagi akan ada yang listed di bursa karbon,” kata Inarno saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/10)
Menurutnya, perkembangan bursa karbon sejauh ini berjalan cukup baik.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyamakan atau membandingkan transaksi di bursa karbon dengan transaksi di pasar saham yang sudah jauh berkembang.
“Bursa karbon tentu tidak bisa dilihat seperti di saham. Tetapi kalau untuk pemula, ini sudah bagus sekali,” kata dia.
Baca Juga: PLN Siap Masuk ke Bursa Karbon Lewat PLTGU Muara Karang
Inarno mengungkapkan, pari pertama perdagangan, transaksi di bursa karbon sudah hampir mencapai Rp 29 miliar, dan diikuti oleh 16 partisipan.
“Negara-negara tetangga butuh berapa lama untuk ada transaksi untuk listed di sana. Saya tidak akan sebutkan negaranya, tapi yang sebelah kita saja itu dua tahun. Kita alhamdulillah sedikit dari hari pertama sudah ada transaksi,” ujar Inarno.
Asal tahu saja, Bursa Karbon Indonesia alias IDXCarbon di Bursa Efek Indonesia resmi meluncur pada 26 September 2023.
Peluncuran bursa karbon ini menjadi tonggak sejarah baru bagi perdagangan karbon di Indonesia. Hal ini wajar saja mengingat Indonesia memiliki potensi karbon cukup besar.
Dalam peresmian bursa karbon, Presiden Jokowi menyampaikan, Indonesia menyimpan potensi satu giga ton unit karbon yang bisa ditangkap. Secara ekonomi peluang cuan yang dihasilan mencapai Rp 3.000 triliun.
Jokowi mengklaim, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60% pemenuhan emisi karbon dalam negeri berasal dari sektor alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News