kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai tukar rupiah bisa memanfaatkan peluang penguatan pada Kamis (17/12)


Kamis, 17 Desember 2020 / 06:20 WIB
Nilai tukar rupiah bisa memanfaatkan peluang penguatan pada Kamis (17/12)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal kebijakan sejumlah bank sentral di akhir tahun akan menggerakkan rupiah pada hari ini. Sentimen eksternal dan internal bakal jadi penggerak kurs rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (16/12) kurs rupiah spot melemah tipis 0,04% ke level Rp 14.125 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), mata uang Garuda menguat 0,14% ke level Rp 14.151 per dolar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, kurs rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp 14.075 per dolar AS hingga Rp 14.175 per dolar AS dengan kecenderungan menguat. "Rupiah besok kecenderungannya menguat di tengah pelemahan indeks dolar didukung juga optimisme stimulus fiskal dan keputusan FOMC yang cenderung dovish," kata Josua kepada Kontan, Rabu (16/12).

Baca Juga: IHSG bisa terbang menuju 7.250 pada tahun depan

Josua menilai pasar akan memperhatikan rilis data ekonomi AS terkait penjualan retail November yang turun dan Markit PMI manufacturing serta keputusan Federal Reserve pada FOMC bulan ini. Pasar keuangan terutama menunggu terkait pembelian aset keuangan di tengah peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara maju, termasuk negara bagian di AS.

Adapun sentimen dari domestik, pelaku pasar tengah menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dan diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5%. 

Baca Juga: Wall Street menunggu arah kebijakan The Fed dan stimulus dari Kongres

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memperkirakan rupiah bakal dibuka melemah pada perdagangan Kamis (17/12) dengan potensi pergerakan harga di rentang Rp 14.105 per dolar AS hingga Rp 14.155 per dolar AS. "Sentimen eksternal terkait stimulus dan Brexit. Sedangkan untuk internal seputar masalah pengetatan jelang perayaan hari Natal dan Tahun Baru," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Rabu (16/12).

Harapan terkait peluncuran stimulus AS kian meningkat, dengan proposal bipartisan senilai US$ 748 miliar untuk bantuan Covid-19. Sebelumnya, Kongres AS juga menyelesaikan RUU anggaran US$ 1,4 triliun untuk kebijakan fiskal awal Oktober lalu. Pasar berharap RUU stimulus terbaru bisa disahkan pada Jumat pekan ini, sebelum pemerintahan tutup di libur akhir tahun.

Selain itu, Brexit juga mendekati kesepakatan, jika Inggris dan Uni Eropa bisa menyelesaikan perbedaan mereka. Namun, Perdana Menteri Inggris menunjukkan sinyal bahwa pembicaraan kemungkinan tidak menghasilkan kesepakatan.

Adapun sentimen domestik jelang Natal dan Tahun Baru, berpotensi membentuk kluster baru pandemi Covid-19. Untuk menghindari risiko tersebut, pemerintah perlu menerapkan kebijakan pengetatan terukur dan terkendali di hari perayaan tersebut, termasuk penerapan PSBB ketat. "Nantinya, itu akan berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat dan bakal berdampak pada pelambatan pertumbuhan ekonomi 2020," kata Ibrahim.

Baca Juga: Kepemilikan asing di SBN diperkirakan kembali menyentuh Rp 1.030 triliun tahun depan

Baca Juga: IHSG bisa terbang menuju 7.250 pada tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×