kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Nilai efek baru di BEI tahun ini mencapai Rp 113 triliun


Rabu, 21 Desember 2011 / 14:04 WIB
Nilai efek baru di BEI tahun ini mencapai Rp 113 triliun
ILUSTRASI. Daftar harga HP Infinix Hot 10 terbaru, memori besar hanya Rp 1 jutaan.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan total dana yang berasal dari penerbitan efek baru pada tahun ini mencapai Rp 113 triliun. Penerbitan efek baru itu meliputi penawaran umum saham perdana (IPO), penawaran saham baru (rights issue) dan penerbitan obligasi.

Direktur Utama BEI Ito Warsito menyebutkan dana yang dihimpun dari rights issue mencapai Rp 51 triliun. Jumlah ini lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu. Adapun dana hasil IPO senilai Rp 19 triliun, jauh lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 29 triliun. Sedangkan penerbitan obligasi pada 2011 diperkirakan Rp 43 triliun.

"Nilai IPO tahun ini lebih kecil karena perbedaan ukuran perusahaan. Sebab, tahun lalu banyak perusahaan besar yang IPO," Ito beralasan, Rabu (21/12). Namun, menurut Ito, yang terpenting adalah jumlah perusahaan yang masuk BEI sudah melebihi pencapaian 2010.

Selain itu, dana asing yang masuk ke pasar sekunder di BEI ditaksir mencapai Rp 22,7 triliun per 20 Desember lalu. Nilai dana asing ini naik ketimbang posisi tahun lalu senilai Rp 20,9 triliun.

Ito menambahkan, krisis global turut mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2011. Pertumbuhan IHSG tahun ini tampaknya tidak sehebat pada 2010. "Tapi jika dibandingkan kinerja bursa saham regional dan global, indeks kita masih positif, di mana indek Shanghai dan Hang Seng turun lebih dari 15%," pungkas Ito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×