Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Senada dengan Suria, Nafan juga mengatakan sentimen perang dagang China-AS menyebabkan asing melakukan jual bersih. Aksi saling balas antara China dan AS menyebabkan ketidakpastian bagi pelaku pasar untuk masuk ke saham-saham yang memiliki risiko yang tinggi.
Nafan memprediksi aksi jual asing ini akan mereda pada September mendatang karena pergerakan IHSG akan cenderung konsolidasi. "Kami juga mengharapkan katalis positif seperti pengumuman GDP kuartal III dan pengumuman fundamental makroekonomi lainnya seperti kebijakan moneter," lanjut Nafan.
Baca Juga: Suku bunga turun, begini rekomendasi Bahana Sekuritas untuk emiten sektor perbankan
Dari kesepuluh emiten, Sukarno menilai saham BBRI, BBNI, BMRI, dan BBTN menjadi saham paling menarik bagi investor. Keempat emiten bank pelat merah tersebut dianggap paling menarik akibat dari penurunan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
“Tinggal menunggu momentum teknikal lagi untuk buyback saham-saham tersebut,” lanjut Sukarno. Meski demikian, Sukarno tetap merekomendasikan untuk buy on weakness (BOW) terhadap 10 saham tersebut.
Sementara Suria Darma menyarankan untuk mengoleksi saham BBNI, BMRI, BBTN, ASII, dan UNTR. "Karena sudah menarik levelnya," kata Suria.
Nafan merekomendasikan untuk mengakumulasi beli dengan target jangka panjang untuk saham BBCA dengan target level Rp 30.500 per saham, BBNI dengan target level, BBRI dengan target level Rp 5.120 per saham, BBTN dengan target level Rp 3.410 per saham, ASII dengan target Rp 8.000 per saham, UNTR dengan target level Rp 29.500 per saham dan INTP dengan Rp 23.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News