Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 4,04%. Bersamaan, dana asing mulai masuk ke pasar saham pekan ini. Tercatat, net buy di semua pasar sepanjang pekan ini mencapai Rp 1,2 triliun.
Bukan berarti masuknya dana asing selama sepekan ini menunjukkan investor asing sudah mulai mengakumulasi saham domestik. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, butuh konfirmasi dari konsistensi net inflow beberapa hari untuk menyimpulkan bahwa asing mulai melakukan akumulasi.
“Tetapi setidaknya, net inflow asing selama dua hari ini cukup encouraging (meyakinkan). Dan tren yang sama dapat dilihat di pasar saham emerging markets lain, seperti Filipina, Malaysia, dan Afrika Selatan,” ujar Zamzami kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11)..
Lebih Zamzami menilai, faktor yang mendorong arus dana masuk ini tidak semata-mata adanya ketidakpastian di Amerika Serikat (AS) sehingga asing mencari keuntungan di emerging markets. Kemungkinan, masuknya dana asing ini merupakan ekspektasi dari adanya perbaikan ekonomi dan peningkatan siklus bisnis pada negara-negara tersebut. Hal inilah yang juga membuat asing mengambil posisi perlahan-lahan di emerging markets.
Baca Juga: Asing mencatatkan net buy dalam sepekan, efek Joe Biden menang?
Kemungkinan lainnya adalah valuasi di bursa Wall Street yang agak overstretched, sehingga membuat asing mencari pasar yang masih lagging dan diharapkan akan mulai bertumbuh dan membaik potensi ekonominya. Tiga indeks utama Wall Street menguat dalam empat hari perdagangan berturut-turut sejak awal pekan.
Adapun ke depan, salah satu faktor yang mungkin akan menjadi sentimen bagi IHSG lebih kepada guyuran stimulus fiskal pasca pilpres AS. Sebab, pandangan Federal Reserve pada perkembangan pemulihan ekonomi AS dikatakan masih di bawah level sebelum Covid dan juga adanya anjuran pentingnya stimulus fiskal untuk AS.
Setelah itu, data makro Indonesia seperti current account di kuartal ketiga, consumer confident index di periode Oktober, data neraca dagang, serta hasil dari rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19 November mendatang yang juga menjadi sentimen penggerak IHSG. Zamzami memproyeksikan IHSG akan berada di rentang 5.400-5.550 hingga tutup tahun 2020.
Baca Juga: Biden unggul dalam pilpres AS, kurs rupiah menguat signifikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News