kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Asing mencatatkan net buy dalam sepekan, efek Joe Biden menang?


Jumat, 06 November 2020 / 19:38 WIB
Asing mencatatkan net buy dalam sepekan, efek Joe Biden menang?
ILUSTRASI. Hari ini, aksi beli bersih (net buy) asing di pasar regular mencapai Rp 894,96 miliar.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan pertama November 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sumringah. Mengutip RTI, sepanjang pekan ini indeks telah  menguat 4,04%. Hari ini saja, IHSG ditutup menguat 1,43% ke level  5.335,53.

Tidak hanya itu, IHSG juga mulai dilirik oleh investor asing. Hari ini, aksi beli bersih (net buy) asing di pasar regular mencapai Rp 894,96 miliar sedangkan jika diakumulasikan di semua pasar jumlahnya mencapai Rp 827,79 miliar. Bahkan, jumlah net buy di semua pasar sepanjang pekan ini mencapai Rp 1,2 triliun.

Lantas, apa yang membuat investor asing mulai masuk ke pasar saham?

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, net buy yang dilakukan asing menunjukkan bahwa asing sudah melakukan pembelian dan mengambil posisi di pasar saham domestik. William menduga, penyebab dari masuknya dana asing ini adalah kemenangan Joe Biden pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Biden unggul dalam pilpres AS, kurs rupiah menguat signifikan

“Saya kira penyebabnya adalah kemenangan Biden yang berpotensi mengakhiri perang dagang sehingga pasar negara berkembang (emerging markets) kembali menarik,” ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).

William mengamini, kemenangan Biden dalam pilpres AS sekaligus mengakhiri ketidakpastian yang selama ini menggelayuti pasar akibat manuver-manuver yang diciptakan Donald Trump selama berkuasa.

Selain itu, keputusan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga di level mendekati 0% juga menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG. William menilai, keputusan tersebut bisa melemahkan nilai tukar dolar AS dan menguntungkan sejumlah emiten tanah air.

Baca Juga: IHSG naik 4,04% sepekan ini, pertumbuhan ekonomi dan pilpres AS jadi penopang

William menganjurkan agar pelaku pasar domestik juga turut mengambil posisi di tengah masuknya dana asing. Pilihannya, investor bisa masuk ke saham-saham blue chips karena saham-saham inilah yang akan mengerek IHSG. Adapun sektor yang bisa dipilih antara lain saham sektor perbankan dan pertambangan.

Adapun kedua indeks ini masih menjadi jawara dengan pelemahan terkecil dibandingkan dengan indeks sektoral lainnya. Per Jumat (6/11), indeks sektor pertambangan hanya melemah 4,74% sejak awal tahun sekaligus menjadi indeks sektoral dengan koreksi paling mini. Disusul indeks barang konsumsi (-10,19%) dan indeks keuangan (-11,27%). 

William memproyeksikan, IHSG di akhir bulan ini bisa berada di kisaran 5.300. “Pastinya masih ada koreksi karena profit taking jadi agak terbatas penguatannya,” pungkas dia.

Baca Juga: IHSG menguat 1,43% pada Jumat (6/11), BBCA dan BBRI mencatat net buy terbesar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×