Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Surplus neraca perdagangan Indonesia jadi suntikan tenaga bagi rupiah. Ditengah antisipasi pasar yang tinggi terhadap pertemuan FOMC, kesempatan ini mampu mendulang nilai tukar rupiah ke posisi lebih baik.
Di pasar spot, Rabu (15/6) valuasi rupiah terangkat 0,94% ke level Rp 13.355 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah justru tergerus 0,28% di level Rp 13.398 per dollar AS.
Resti Afiadinie, Analis Treasury PT Bank Negara Indonesia menyampaikan meski surplus neraca perdagangan mengempis namun hal ini tetap dipandang baik oleh pelaku pasar. Pasalnya penurunan angka ekspor dan impor tidak setajam bulan sebelumnya.
Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 375,5 juta dengan ekspor senilai US$ 11,51 miliar dan impor US$ 11,14 miliar. Sehingga secara total sepanjang Januari – Mei 2016 neraca perdagangan berhasil membukukan surplus sebesar US$ 2,7 miliar.
“Katalis dari dalam negeri ini kuat mendorong penguatan rupiah apalagi pasar belum dapat sinyal kepastian dari FOMC,” tutur Resti.
Apalagi mengingat sajian data penjualan ritel AS yang tercatat negatif Selasa (14/6) kemarin. Dilaporkan penjualan ritel inti AS Mei 2016 turun dari 0,8% menjadi 0,4% dan penjualan ritel AS menukik dari 1,3% menjadi 0,5%.
"Tentunya ada ruang gerak bagi rupiah," kata Resti. Sembari menanti kelanjutan dari hasil pertemuan FOMC dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia esok hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News