kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib saham emiten properti di proyek reklamasi


Senin, 04 April 2016 / 22:21 WIB
Nasib saham emiten properti di proyek reklamasi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Sementara saham APLN menurutnya masih akan berlanjut terkoreksi sampai ada kejelasan dari kasus tersebut. Kendati begitu, David menilai kasus tersebut tidak akan mengganggu fundamental APLN dalam jangka pendek.

Pasalnya, proyek reklamasi biasanya baru bisa menyumbang pada pendapatan dalam jangka waktu yang panjang. Apalagi perseroan juga masih memiliki banyak proyek lain yang bisa menopang pendapatannya.

Menurut David, kasus tersebut tidak akan berdampak besar lagi terhadpa saham APLN jika masalah selesai dengan dengan Direktur Utamanya ditetapkan bersalah dan dijatuhi hukuman. Memang dengan adanya kasus hukum yang menyeret pimpinan tersebut, ekspansi perseroan akan terganggu.

Hanya saja, itu bisa diatasi dengan strategi manajemen untuk segera mencari penggantinya. "Ini tidak seberat kasus yang menimpa BKSL dulu dimana yang tersangkut kasus hukum adalah pemiliknya. Kalau pemilik tidak bisa digantikan," jelasnya.

Kasus ini diperkirakan akan membuat saham APLN kian terjerembab jika merembet ke direksi-direksi perseroan yang lain. Ekspansi perseroan akan terganggu habis untuk menyelesaikan kasus ini. Hanya saja, David tidak bisa berasumsi lebih jauh. Namun untuk saat ini dia memperkirakan saham pengembang Central Park ini akan berlanjut terkoreksi kasus ini masih akan bergerak liar.

Sementara menurut Maula Adini Putri, analis Ciptadana Sekuritas, koreksi yang terjadi di saham DILD hanya bersifat sementara karena beriat negatif yang berkitan dengan proyek yang akan digarap perseroan.

Namun, dia yakin berita negatif tersebut tidak akan berdampak besar karena kasus tidak menyeret management DILD dan proyek reklamasi tersebut belum masuk dalam pipeline perseroan dalam jangka pendek.

Adapun Andrew Argado, Kepala Riset Recapital Securities dan Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai penurunan saham DILD dan PJAA terjadi karena investor panik dengan berita negatif terkait dengan proyek yang akan digarap keduanya. Namun keduanya sepakat bahwa ini merupakan sentimen sementara.




TERBARU

[X]
×