Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang utama tunduk di bawah hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Meningkatnya kembali narasi suku bunga tinggi telah mengangkat posisi dolar AS.
Berdasarkan data Trading Economics, Jumat (24/5) pukul 17.40 WIB, pasangan mata uang atau pairing GPB/USD tercatat melemah 0,27% ke 1,084, EUR/USD menguat tipis sebesar 0,14% ke 1,272. Sementara USD/JPY menguat 0,87% ke 156.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, dolar AS menguat selama tiga hari terakhir di tengah membaiknya katalis fundamental. Ini memberikan harapan pasar bahwa The Fed dalam jangka pendek belum akan melakukan pelonggaran kebijakan suku bunga acuan.
“Sehingga, pergerakan dolar AS terhadap rivalitas menguat,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (24/5).
Baca Juga: Bunga Tinggi The Fed Akan Bertahan Lebih Lama, Dolar AS Tekuk Mata Uang Utama
Nanang menyebutkan, katalis yang diperhatikan investor adalah angka manufaktur, Jobless Claim, serta pernyataan dari pejabat Fed yang berbicara tentang arah suku bunga perlu bertahan lama karena butuh beberapa variabel lagi untuk lakukan pelonggaran.
Inflasi Amerika Serikat juga menunjukkan masih di bawah target. Inflasi di tingkat konsumen AS pada April 2024 tercatat sebesar 3,4%, masih berada di bawah target 2%.
Oleh karena itu, Nanang berujar, dolar berbalik menguat terhadap rivalitas euro kembali tergerus. Sementara itu, pergerakan Japanese Yen (JPY) masih monitoring karena pelemahan lebih lanjut dapat memancing intervensi Bank of Japan (BOJ) kembali terjadi.
Di samping itu, faktor geopolitik kurang memengaruhi pergerakan dolar AS. Namun kondisi saat ini berpotensi dapat meningkatkan eskalasi yang bisa berdampak bagi dolar sebagai aset lindung nilai (safe haven).
Baca Juga: Ekonom: Asumsi Rupiah Rp 15.300–Rp 16.000 Per Dolar AS pada 2025 Terlalu Optimistis
Menurut Nanang, pergerakan EUR/USD masih akan berada di rentang 1.0800 – 1.0620 yang masih akan mengalami sell on high.
Sementara USD/JPY akan merangkak naik ke level 158 dengan melihat beberapa faktor penguatan lanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News