Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
PT PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO, anggota indeks Kompas100 ini) juga sudah mendapat persetujuan dari RUPS (9/4) untuk pembagian dividend tahun buku 2018 sebesar 80% dari laba bersih 2018 yang senilai Rp 663,85 miliar.
Dengan dividen per lembar Rp 36 per saham. Maka dividen yieldnya sebesar 3,52%, bila merujuk harga penutupan kemarin di level Rp 1.020 per saham.
Dari sisi menarik atau tidaknya aksi pembagian dividen tersebut, analis Panin Sekuritas William Hartanto menyarankan agar investor tak melihat yield dividennya saja, tapi cermati juga pergerakan harga sahamnya.
"Sebab yield dividen bisa terlihat tinggi tergantung pada harga sahamnya juga, semakin rendah maka semakin tinggi yield nya. Namun jika setelah cum date malah menurun lagi, maka dividen tersebut menjadi tidak berarti karena bisa saja penurunannya bahkan tidak tertutup oleh dividen yang diperoleh," ujarnya, Rabu (10/4).
Lebih lanjut, ia menganjurkan agar investor juga memperhatikan nominal dividen tahun ini dibanding tahun lalu. "Apakah meningkat atau tidak. Kalau menurun, walaupun yield nya tinggi maka tak menarik. Dan akan lebih baik kalau sahamnya sendiri sedang dalam trend menguat, bukan sedang menurun, bukan juga sideways," paparnya.
Maka dari sisi saham, ia menilai saham yang masih menarik adalah AGRO, ADMF, WTON dan SIDO dengan target harga di jangka menengah.
Target harga setiap sahamnya yaitu untuk WTON di level Rp 700 per saham, AGRO di level Rp 400 per saham, ADMF di level Rp 12.000 per saham dan SIDO di level Rp 1.100 per saham.
Sementara itu, analis Indopremier Sekuritas Mino menambahkan bahwa dari emiten yang ada, ia memilih JPFA, ADMF, BNII, WTON, BSSR. "Alasannya karena dividen yieldnya di atas 2%," ujarnya.
Dari sisi saham, ia merekomendasikan beli saham WTON dan SIDO dengan target harga masing-masing di jangka menengah pada level Rp 660 per saham dan Rp 1.060 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News