kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mulai dari rights issue hingga obligasi, pencarian dana di pasar modal masih semarak


Selasa, 17 November 2020 / 18:05 WIB
Mulai dari rights issue hingga obligasi, pencarian dana di pasar modal masih semarak
ILUSTRASI. Sejumlah emiten menggelar aksi korporasi untuk mengumpulkan dana segar dari pasar modal.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian dana di pasar modal masih semarak. Kontan.co.id mencatat, setidaknya terdapat empat emiten yang berencana untuk mencari dana di pasar modal, baik dengan skema rights issue, private placement, hingga penerbitan surat utang.

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) misalnya, akan menerbitkan medium term notes (MTN) senilai Rp 3 triliun. Hasil dari penerbitan MTN ini akan digunakan oleh produsen susu Ultra tersebut untuk rencana pengembangan sehingga dapat meningkatkan efisiensi di rantai pasok, logistik dan distribusi produk, serta meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, dana hasil penerbitan MTN juga digunakan unruk menambah produksi/supply bahan baku susu segar sehingga bisa menggantikan impor.

Mengutip pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (16/11), penerbitan MTN ini dilakukan tanpa penawaran umum (EBUS). MTN ini terbagi dalam tiga seri. Seri A memiliki nilai pokok Rp 1,5 triliun, yang akan jatuh tempo pada 27 November 2021 dan menawarkan tingkat bunga tetap 7,5% per tahun. MTN Ultrajaya Tahun 2020 seri B memiliki nilai pokok Rp 900 miliar, memiliki tenor dua tahun dan  menawarkan tingkat bunga tetap 8% per tahun. Sementara seri C memiliki nilai pokok Rp 600 miliar yang akan jatuh tempo  tahun ini, dengan tingkat bunga tetap 8,5% per tahun.  

Baca Juga: Cari modal kerja, Mandala Multifinance terbitkan obligasi dalam dua seri

Emiten lain yang berencana untuk menerbitkan surat utang adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini akan menerbitkan obligasi dengan Jumlah Pokok Rp 386,52 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) melalui Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019 dengan target dana yang dihimpun mencapai  Rp 1,5 triliun.

Obligasi ini terdiri atas tiga seri, yakni seri A senilai Rp 167,52 miliar dengan tingkat bunga (kupon) 8,25% dan dengan tenor 370 hari,  Seri B senilai Rp 56 miliar dengan kupon 9,25% dan dengan tenor 3 tahun, serta Seri C senilai Rp 163 miliar dengan kupon 10,25% dan memiliki bertenor 5 tahun sejak tanggal emisi.

Barito akan menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi untuk membayar sebagian utang dari pinjaman sebesar US$ 200 juta.

Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) menerbitkan obligasi Rp 386 miliar dengan bunga hingga 10,25%

Baca Juga: Neraca kokoh, Ultrajaya (ULTJ) menerbitkan MTN total Rp 3 triliun

Selain penerbitan surat utang, pencarian dana di pasar modal juga dilakukan dengan mekanisme penerbitan saham baru, baik dengan private placement maupun rights issue. PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) misalnya, akan menggelar aksi private placement untuk pelunasan utang.

Emiten perkebunan sawit ini akan melakukan private placement sebesar 806,44 juta saham atau sebesar 24,39% setelah penerbitan saham baru. Aksi korporasi ini akan menggunakan harga pelaksanaan Rp 300 dengan nilai nominal Rp 100.

Mengutip keterbukaan informasi di BEI, Senin (16/11), aksi korporasi tersebut bertujuan untuk menyelesaikan utang dengan dua kreditur, yakni PT Mateo Sagraha Atlantis (MSA) senilai Rp 65,33 miliar dan Poseidon Corporate Services, Ltd senilai Rp 176,60 miliar melalui skema konversi utang menjadi saham.

Baca Juga: Panin Dubai Syariah (PNBS) akan meraup dana hingga Rp 1,48 triliun dari rights issue

Emiten grup Bakrie lainnya yang akan menggelar aksi korporasi adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). BRMS akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 24 miliar saham baru Seri B dan sebanyak-banyaknya 24,5 miliar saham baru untuk waran seri II, tergantung dari pelaksanaannya.

Namun, BRMS belum mengumumkan ihwal pihak yang akan bertindak sebagai pembeli siaga atau standby buyer dalam aksi korporasi ini serta harga pelaksanaan rights issue. Namun, Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat memastikan, entitas usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini akan mengungkap dua hal ini dalam waktu dekat.

“Info mengenai calon pembeli siaga, harga pelaksanaan rights issue, laporan keuangan kuartal ketiga 2020, akan disampaikan bersama dengan prospektus rencana dan pendaftaran rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di minggu ketiga bulan November 2020,” ujar Herwin saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (11/11).

BRMS akan menggunakan dana segar hasil aksi korporasi ini untuk mengembangkan bisnisnya di tambang emas hingga perak.

Baca Juga: Kantongi restu pemegang saham, Medikaloka Hermina (HEAL) akan gelar private placement

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) terbitkan obligasi konversi melalui rights issue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×