Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum mudik Lebaran menjadi angin segar bagi emiten yang bergelut di bisnis otomotif. Termasuk jasa kendaraan seperti rental dan jual-beli mobil bekas. Sejumlah emiten pun memasang strategi untuk mengoptimalkan momentum ini.
Salah satunya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). General Manager Corporate Communication & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita, mengamini mudik lebaran membawa katalis positif bagi sejumlah segmen bisnis entitas anak PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini.
Natalia mengungkapkan, pada segmen bisnis sepeda motor, gelombang pembelian biasanya dimulai pada minggu ketiga ramadan atau saat arus mudik semakin dekat. Lonjakan penjualan bisa bertahan bahkan hingga pekan kelima setelah Lebaran.
MPMX memproyeksikan selama periode Lebaran kali ini penjualan sepeda motor bisa meningkat hingga 20% dibandingkan periode normal. Kenaikan transaksi juga terjadi pada layanan after sales, khususnya layanan bengkel, yang biasanya terjadi kenaikan permintaan sekitar 15%-20%.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Astra International (ASII) yang Disetir Segmen Otomotif
Selain itu MPMX juga mencatatkan kenaikan penjualan mobil bekas melalui PT Balai Lelang Asta Nara Jaya (AUKSI). Tercatat kenaikan penjualan yang signifikan sebesar 39% di bulan Maret, dibandingkan dengan penjualan pada bulan Januari.
Sedangkan pada bisnis rental, MPMRent baru masuk ke segmen business to consumer (B2C) untuk short-term rental pada akhir Februari. Meski unit yang dialokasikan masih terbatas, tapi MPMRent sudah mencatatkan booking melebihi target awal.
"Pandemi berhasil dilalui, dan aktivitas mudik Lebaran akan berimbas pada perputaran ekonomi. Terhadap bisnis tentu kami melihat hal ini dapat mendorong kebutuhan masyarakat akan kendaraan. Sehingga kami cukup optimistis akan ada peningkatan penjualan," kata Natalia kepada Kontan.co.id, Rabu (12/4).
Baca Juga: Incar Pertumbuhan Pengguna, Emiten Telekomunikasi Meirik Bisnis FMC
Emiten yang bergerak di bidang usaha jual beli kendaraan bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) turut melihat periode Lebaran sebagai momentum pendongkrak penjualan. Presiden Direktur ASLC, Jany Candra, mengungkapkan secara umum pihaknya melihat potensi pertumbuhan permintaan mobil bekas pada tahun ini.
ASLC akan menangkap peluang tersebut dengan terus meningkatkan penetrasi pasar. ASLC menggeber ekspansi sejak awal tahun 2023. Baru-baru ini, ASLC membuka showroom baru di Depok, dan pembukaan kembali showroom yang telah direnovasi di Bekasi.
Melalui Caroline.id, sejak bulan Januari ASLC telah membuka dua showroom baru, relokasi satu showroom, dan renovasi satu showroom. Pada bulan Maret, ASLC juga telah membuka satu kantor flagship showroom di Serpong, yang merupakan showroom terbesar bagi Caroline.id.
ASLC memproyeksikan penjualan mobil bekas melalui Caroline.id dapat mencapai sekitar 3.000 unit-4.000 unit pada tahun ini. Hingga bulan Maret, penjualan mobil bekas melalui Caroline.id mencapai 610 unit, atau tumbuh 172,3% secara tahunan.
"Kami berencana menangkap peluang pasar di ruang lingkup yang lebih terfokuskan. Tentu saja untuk semakin mendekatkan layanan perusahaan kepada pelanggan," ungkap Jany.
Baca Juga: Gelar RUPST, Astra Otoparts (AUTO) Tebar Dividen Tunai Rp 530,17 Miliar
Rekomendasi Saham
Pasar pun merespons positif momentum ini dengan penguatan sejumlah saham di bisnis otomotif. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat kondisi ini wajar terjadi, lantaran Lebaran kali ini lebih istimewa dibandingkan saat kondisi pandemi tiga tahun terakhir.
"Pemerintah bahkan memperkirakan jumlah pemudik akan lebih tinggi daripada tahun lalu. Untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat yang tinggi, tentu emiten otomotif akan terimbas positif," ujar Cheril.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengamati, hampir semua saham emiten terkait otomotif berada dalam tren naik. Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk posisi trading dengan tetap memperhatikan tren, dukungan volume dan indikator teknikal mencermati indikasi kelanjutan uptrend atau pembalikan arah.
Baca Juga: Sebagian Bursa Asia Menguat pada Rabu (12/4) Menjelang Rilis Data Inflasi AS
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto turut melihat saham-saham terkait otomotif cocok untuk trading. Hanya saja, karena sebagian saham-saham sudah menguat cukup signifikan, maka pelaku pasar bisa memakai strategi buy on weakness.
Saran William, pastikan tidak mencapai level auto rejection bawah saat koreksi terjadi. "Misalnya minus 3%-4%, itu bisa mulai cicil beli, dan dengan mengikuti tren maka masa waktu yang diperlukan untuk hold saham tersebut tidak lama," jelas William.
Saham otomotif bisa hold hingga sentimen mereda, atau sebelum libur Idul Fitri. Namun untuk emiten yang akan menebar dividen, bisa dipertimbangkan untuk koleksi dengan memperhatikan periode ex date.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound pada Kamis (13/4), Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
William memilih saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.500, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) target harga Rp 1.800, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) target harga Rp 400, dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dengan target harga Rp 1.720-Rp 1.800 per saham.
Ivan merekomendasikan trading buy saham ASII dengan support Rp 6.100 dan resistance Rp 6.450, AUTO dengan support Rp 1.670 dan resistance Rp 1.850. Dia merekomendasikan saham IMJS dengan support Rp 360 & resistance Rp 400 serta IMAS dengan support Rp 1.550 & resistance Rp 1.800, dan MPMX support Rp 1.245 dan resistance Rp 1.350.
Selain itu, Ivan menyarankan buy on weakness saham ASLC mencermati support Rp 89 dan resistance Rp 117. Kemudian, induk usaha ASLC yakni PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan support Rp 795 dan resistance Rp 960.
Sedangkan Cheril menyematkan rekomendasi buy untuk saham AUTO dan ASII. Target harga masing-masing ada di level Rp 1.850 per saham dan Rp 6.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News