Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham sektor kesehatan (IDX healthcare) berbeda arah dengan mayoritas sektor di Bursa Efek Indonesia. Saat seluruh indeks sektoral menghijau, hanya IDX healthcare yang memerah, turun tipis 0,08% pada perdagangan Selasa (21/3).
Berbeda nasib saat seluruh indeks sektoral tumbang cukup dalam sepanjang pekan lalu. Hanya sektor kesehatan yang mampu bergerak positif di minggu lalu, dengan penguatan 1,22%. Sektor kesehatan pun dinilai tahan banting saat volatilitas menerpa bursa saham.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, melihat sektor kesehatan menyimpan pilihan saham yang defensif ketika risiko ketidakpastian pasar meningkat. Hanya saja ketika gerak pasar sedang menguat, performa sektor defensif justru bisa jadi melemah.
"Saham sektor kesehatan tetap mampu tumbuh di tengah ancaman krisis dan resesi. Tetap menarik, karena memberikan pertumbuhan yang stabil dan volatilitas yang rendah," kata Martha kepada Kontan.co.id, Selasa (21/3).
Baca Juga: Dua Saham Ini Jadi Pilihan Utama OCBC Sekuritas di Tengah Sentimen Negatif Pasar
Ketika terjadi pandemi covid-19 pada tahun 2020 lalu, saham sektor kesehatan menghadapi momentum extraordinary sehingga mampu melompat tinggi. Lalu ketika covid-19 sudah mereda seperti saat ini, level pertumbuhan sektor kesehatan mengalami normalisasi.
Investment Analyst Syailendra Capital, Rendy Wijaya, mencontohkan penurunan bisnis produk dan alat kesehatan pada tahun 2022 jika dibandingkan periode covid-19 di 2020-2021. Pada tahun 2023, Rendy memperkirakan bisnis produk dan alat kesehatan akan tumbuh pada level yang normal.
Begitu juga dengan volume pasien di rumah sakit yang disertai dengan penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups atau INA-CBGs. "Untuk sektor kesehatan kami melihat di tahun ini masih akan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif," imbuh Rendy.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, katalis positif juga datang dari porsi anggaran negara terhadap sektor kesehatan yang masih kuat. Penjajakan investasi dan kerja sama secara internasional juga menjadi tambahan angin segar bagi sektor ini.
"Salah satu fokus pemerintah meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan. Potensi pasar juga besar dan kelas menengah yang tumbuh pesat sejalan dengan program jaminan kesehatan dari pemerintah melalui BPJS," terang Desy.
Rekomendasi Saham
Desy turut memandang covid-19 yang sudah reda tetap memberi peluang pertumbuhan bagi sektor kesehatan, didukung masifnya program jaminan kesehatan. Hanya saja, katalis terhadap pergerakan saham bisa jadi hanya jangka pendek, menimbang dinamika yang cepat merespons ketidakpastian pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, secara teknikal pergerakan indeks sektor kesehatan juga mulai terbatas. "Weekly chart momentum yang ditunjukkan indikator MACD berpeluang lebih ke jangka pendek saja," ujar Ivan.
Meski begitu, masih ada sejumlah saham yang menarik untuk trading buy. Saham pilihan Ivan adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 2.270 dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dengan target Rp 995.
Pelaku pasar juga bisa mencermati saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan support Rp 2.810 dan resistance pada Rp 3.480. Saham KLBF juga menjadi pilihan Martha dengan target harga Rp 2.400 per saham.
Sedangkan Desy merekomendasikan saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga masing-masing di Rp 1.700, Rp 6.400, dan Rp 950 per saham.
Baca Juga: IDX High Dividend 20 Melaju Stabil, Saham Berikut Bisa Jadi Incaran Dividen Hunter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News