CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

MSKY siapkan belanja modal Rp 950 miliar


Selasa, 24 Februari 2015 / 06:54 WIB
MSKY siapkan belanja modal Rp 950 miliar
ILUSTRASI. Gedung Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di Jalan Ir. H Juanda, Jakarta Pusat.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) berharap bisa membukukan pertumbuhan pendapatan double digit di tahun ini. Untuk itu, perseroan ini akan menggelar ekspansi organik dan menyiapkan belanja modal senilai sekitar Rp 950 miliar pada tahun 2015.

Effendi Budiman, Direktur Keuangan MSKY, mengatakan, dana capital expenditure (capex) untuk pembelian consumer performance equipment (CPE). CPE merupakan serangkaian peralatan untuk pemasangan televisi berlangganan, seperti boks dan dekoder. MSKY juga akan memperkuat konten produksi sendiri alias in house production. 

Saat ini, MSKY telah memiliki 20 saluran eksklusif produksi sendiri. "Selain menambah konten eksklusif, kami juga tetap menambah beberapa cabang baru untuk menyasar pelanggan lebih besar," ujar dia kepada KONTAN, Senin (23/2). 

Emiten pemilik merek televisi berbayar Indovision itu membidik target hingga tiga juta pelanggan sepanjang tahun ini. Jadi, diharapkan tahun ini bertambah  300.000 hingga 350.000 pelanggan. Tahun lalu, MSKY lewat Indovision, Oke Vision dan Top TV menargetkan bisa meraih 2,7 juta sampai 2,8 juta pelanggan. 

Effendi optimistis, bisa meraih tambahan pelanggan lantaran penetrasi pelanggan televisi berbayar masih kecil di Indonesia. Dalam jangka pendek, MSKY berharap bisa meraih pangsa pasar televisi berbayar hingga 75%.

Tahun ini, Effendi menargetkan pertumbuhan penjualan dan EBITDA 10% dibandingkan tahun lalu. Ia  belum mengungkapkan pencapaian  pendapatan tahun 2014, sebab laporan keuangan masih diaudit. "Kemungkinan penjualan tahun 2014 tumbuh sekitar 10% ," ujar dia. 

Sedangkan  bottom line sepertinya masih akan merugi. Biang keroknya adalah rugi kurs akibat utang mata uang asing. "Kami tidak terlalu mempermasalahkan rugi kurs, karena dari sisi EBITDA masih bertumbuh," kata Effendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×