Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum beli di pasar obligasi Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih berlanjut pada Selasa (24/10). Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, hal ini didorong rilis data PMI manufaktur dan jasa Eropa yang menunjukkan resesi ekonomi sulit untuk dihindarkan pada semester 2 2023.
PMI jasa di zona Euro dan Britania Raya (UK) pada September 2023 lebih rendah daripada konsensus menjadi 47,8 dan 49,2, dibanding Agustus 2023 yang masing-masing sebesar 48,7 dan 49,3. PMI manufaktur di zona Euro juga turun menjadi 43, dari Agustus 2023 sebesar 43,4, sedangkan PMI manufaktur UK naik menjadi 45,2, dari Agustus 2023 sebesar 44,3.
Di sisi lain, kondisi di AS menunjukkan resiliensi ekspansi perekonomian. PMI jasa dan manufaktur AS meningkat menjadi masing-masing 50,9 dan 50 pada September 2023, dari Agustus yang sebesar 50,1 dan 49,8.
"Ekspansi ekonomi AS yang masih akan berlanjut ini dapat memicu The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember 2023," tutur Lionel dalam risetnya, Rabu (25/10).
Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan, Begini Efeknya Ke Pasar Obligasi
Walaupun ekspansi ekonomi AS berlanjut, probabilitas kenaikan suku bunga The Fed di bulan Desember masih bertahan di 25%. "Menurut kami, hal ini mengindikasikan pasar masih menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 AS besok malam sebelum mengambil sikap lebih lanjut," ucap Lionel.
Berlanjutnya momentum beli tercermin dari penurunan yield 10Y UST dan Bund masing-masing 3 bps dan 5 bps menjadi 4,82% dan 2,83%. Indeks obligasi S&P untuk developed market juga naik 0,2% dan EMBI untuk emerging market meningkat 0,7%.
Lionel memperkirakan, yield 10Y INDOGB masih akan mengalami konsolidasi di rentang 7,15-7,25% pada Rabu (25/10). Seri SBN yang menarik untuk dicermati adalah FR0040, FR0044, FR0056, dan FR0077.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News