Reporter: Dityasa H Forddanta, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
Tak terima keputusan itu, Mbak Tutut menggugat Berkah Karya Bersama. Pada Oktober 2010, Hary Tanoe mengganti nama TPI menjadi MNC TV. Perkembangan terakhir, Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan kasasi Berkah Karya Bersama.
Sengketa dengan Mbak Tutut tak menyurutkan langkah Hary Tanoe untuk berekspansi di bisnis media. Kini MNC sudah menjadi bisnis konglomerasi media besar dengan empat stasiun televisi nasional, tiga fokus di hiburan, satu fokus di berita dan olahraga, dengan segmen pasar kalangan bawah hingga atas.
Selain media, ada dua lagi fokus bisnis Grup MNC, yakni bidang finansial dan properti. Di sektor finansial, MNC menjalankan bisnisnya melalui MNC Kapital Indonesia. MNC Kapital berdiri setahun setelah krisis moneter. Anak usahanya antara lain MNC Bank, MNC Life, MNC Insurance, MNC Finance dan MNC Leasing.
Di sektor properti, Grup MNC memiliki MNC Land yang terus melebarkan bisnisnya. Misalnya, MNC Land mengakuisisi Lido Resort yang berlokasi di Bogor. Kelak, kawasan ini dikembangkan menjadi suatu komplek properti gaya hidup dan hiburan.
Tekun dan sabar menjadi kunci sukses Hary Tanoe membesarkan bisnisnya. "Terus berkeyakinan bahwa kita punya potensi yang besar untuk berhasil," ujar dia saat berpidato dalam acara Jakarta World Forum For Media Development (JWFMD) di kampus UMN Kompas Gramedia beberapa waktu lalu.
Dibesarkan di tengah persaingan ketat
Hary Tanoesoedibjo lahir dan besar di Surabaya. Dia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha yang pernah menjadi Ketua Persatuan China Muslim se-Jawa Timur.
Hary Tanoe adalah bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya adalah Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Untuk memoles dan membesarkan kerajaan bisnisnya, Hary punya prinsip tidak bergerak seorang diri.