kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Uang emerging market ikut naik disokong minyak


Rabu, 27 April 2016 / 16:18 WIB
Uang emerging market ikut naik disokong minyak


Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Mata uang emerging market menguat untuk hari kedua seiring reli minyak mentah mendorong permintaan untuk aset berimbal hasil lebih tinggi, Rabu (27/4).

Indeks MSCI Emerging Markets Currency menambahkan 0,1 % pukul 08:45 waktu London, memperpanjang kenaikan tahun ini menjadi 4,2 %. Mata uang Leu Rumania yang dihargai 0,3 % menjadi 3,9452 per dollar, koruna Ceko yang naik 0,3 % menjadi 23,8665 dan won Korea menguat 0,2 % menjadi 1.148,29.

Ringgit Malaysia menghentikan penurunan empat hari pasca terpilihnya nama gubernur Bank Central yang baru. Minyak mentah Brent memperpanjang kenaikan bulan ini setelah Bank Dunia menaikkan perkiraan untuk harga minyak

Sementara itu, indeks MSCI Emerging Markets berayun antara keuntungan dan kerugian, dengan saham perusahaan energi menjadi pemain terbaik. The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga ditahan setelah pertemuan dua hari berakhir Rabu.

Indeks MSCI Emerging Markets ekuitas turun 0,1 %, sementara indeks saham energi melonjak 0,7 %. Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,4 % setelah melompat 0,6 % pada Selasa.

Minyak mentah Brent naik 1,5 % menjadi $ 46,41 per barel di tengah tanda-tanda kelebihan pasokan global yang berkurang. Bank Dunia pada Selasa didorong perkiraan untuk harga minyak tahun ini di prospek komoditas-pasar kuartalan, memproyeksikan penurunan produksi AS akan lebih curam di babak kedua.

"Pemulihan harga minyak dan komoditas secara umum telah membantu menyediakan beberapa dukungan untuk ekonomi pasar yang berkembang. Tapi kita masih belum melihat sinyal yang kuat pada pemulihan permintaan global sehingga volatilitas akan tetap ada," kata Andy Ferdinand, head of research PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×