kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Uang emerging market ikut naik disokong minyak


Rabu, 27 April 2016 / 16:18 WIB
Uang emerging market ikut naik disokong minyak


Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Mata uang emerging market menguat untuk hari kedua seiring reli minyak mentah mendorong permintaan untuk aset berimbal hasil lebih tinggi, Rabu (27/4).

Indeks MSCI Emerging Markets Currency menambahkan 0,1 % pukul 08:45 waktu London, memperpanjang kenaikan tahun ini menjadi 4,2 %. Mata uang Leu Rumania yang dihargai 0,3 % menjadi 3,9452 per dollar, koruna Ceko yang naik 0,3 % menjadi 23,8665 dan won Korea menguat 0,2 % menjadi 1.148,29.

Ringgit Malaysia menghentikan penurunan empat hari pasca terpilihnya nama gubernur Bank Central yang baru. Minyak mentah Brent memperpanjang kenaikan bulan ini setelah Bank Dunia menaikkan perkiraan untuk harga minyak

Sementara itu, indeks MSCI Emerging Markets berayun antara keuntungan dan kerugian, dengan saham perusahaan energi menjadi pemain terbaik. The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga ditahan setelah pertemuan dua hari berakhir Rabu.

Indeks MSCI Emerging Markets ekuitas turun 0,1 %, sementara indeks saham energi melonjak 0,7 %. Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,4 % setelah melompat 0,6 % pada Selasa.

Minyak mentah Brent naik 1,5 % menjadi $ 46,41 per barel di tengah tanda-tanda kelebihan pasokan global yang berkurang. Bank Dunia pada Selasa didorong perkiraan untuk harga minyak tahun ini di prospek komoditas-pasar kuartalan, memproyeksikan penurunan produksi AS akan lebih curam di babak kedua.

"Pemulihan harga minyak dan komoditas secara umum telah membantu menyediakan beberapa dukungan untuk ekonomi pasar yang berkembang. Tapi kita masih belum melihat sinyal yang kuat pada pemulihan permintaan global sehingga volatilitas akan tetap ada," kata Andy Ferdinand, head of research PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×