kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minyak masih akan turun hingga pertemuan OPEC Mei


Rabu, 08 Maret 2017 / 17:42 WIB
Minyak masih akan turun hingga pertemuan OPEC Mei


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak mentah tergerus oleh kenaikan pasokan minyak Amerika Serikat (AS). Prospek penguatan harga minyak masih menanti pertemuan OPEC bulan Mei untuk membahas kemungkinan perpanjangan pembatasan produksi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (8/3) pukul 15.31 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2017 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,68% ke level US$ 52,78 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, minyak terkikis 1,9%.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan kenaikan pasokan minyak sehingga membuat harga tertekan. Data industri dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan pasokan minyak AS pekan lalu meningkat sebesar 11,6 juta barel.

Di sisi lain, produsen minyak yang tergabung dalam OPEC serta pesaing lain termasuk Rusia masih mematuhi kesepakatan pembatasan produksi. Namun, harga kesulitan untuk naik lebih tinggi lantaran adanya kenaikan cadangan minyak Amerika Serikat (AS).

Sejak OPEC dan beberapa produsen pesaing sepakat menurunkan produksi minyak pada akhir 2016, harga stabil di kisaran US$ 50 - US$ 55 per barel. Dengan kenyataan tersebut, maka Arab dan Rusia akan berupaya mendesak AS untuk turut serta melakukan pembatasan produksi. "Kemungkinan pembatasan produksi AS belum terbukti, pasar menilai apa yang sudah terjadi," kata Agus.

Saat ini pasar masih menanti bagaimana tingkat kepatuhan Rusia dalam kesepakatan pembatasan produksi. Pasalnya, Rusia belum menunjukkan berapa angka produksi yang telah dipangkas.

Rusia dan Irak, dua produsen terbesar setelah Arab Saudi yang ikut dalam kesepakatan pembatasan produksi masih mengurangi output kurang dari perjanjian. Namun demikian, Rusia menjamin akan mengurangi produksi sebesar 40.000 barel dari angka produksi bulan ini.

"Ke depan, pelaku pasar menantikan tingkat kepatuhan Rusia dalam perjanjian pemangkasan produksi," lanjut Agus.

Menteri minyak Arab, Khalid Al-Falih mengakui bahwa persediaan minyak mentah global tidak turun secepat harapan. Hal ini membuka kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi yang akan dibahas pada pertemuan OPEC bulan Mei mendatang.

Sebelum ada kepastian pemangkasan produksi Rusia, Agus memperkirakan harga minyak akan terus bergerak pada kisaran US$ 50 - US$ 55 per barel hingga pertemuan OPEC bulan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×