Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
SINGAPURA. Harga minyak terus menurun di hari ketiga pada perdagangan Selasa (7/3). Pelaku pasar memilih wait and see atas meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat (AS) dan langkah pemangkasan produksi OPEC dan non-OPEC.
Mengutip Reuters, minyak Brent turun 9 sen, atau 0,1 %, pada US$ 55,92 per barel pada pukul 07.45 GMT, dengan penguatan dollar, tidak berubah terhadap sekeranjang mata uang lainnya, menempatkan tekanan pada harga minyak dalam mata uang dollar.
Sedangkan, minyak West Texas Intermediate (WTI) mereda 6 sen, atau 0,1 % menjadi US$ 53,14 per barel. “Kurangnya katalis perdagangan hari ini, “ kata Michael McCarthy, analis CMC Markets di Sydney.
Investor menunggu data ekonomi dalam sepekan ini, termasuk data impor dan ekspor China yang dijadwalkan rilis pada Rabu. Selanjutnya, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan produksi minyak shale AS naik 1,4 juta barel per hari pada 2022. Produksi shale AS akan terus naik bahkan jika harga tetap pada kisaran US$ 60 per barel.
IEA memprediksi permintaan minyak akan terus naik dalam kurun lima tahun mendatang, sentuh level 100 juta barel per hari pada 2019 dan capai 104 juta bph pada 2022. Permintaan sepenuhnya data dari negara-negara berkembang.
Kekhawatiran meningkatnya produksi shale AS telah mengimbangi langkah pemangkasan produksi minyak OPEC dan non-OPEC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News