kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Minyak kian menanjak, harga CPO melonjak hingga 1%


Senin, 07 Maret 2011 / 13:51 WIB
Minyak kian menanjak, harga CPO melonjak hingga 1%
ILUSTRASI. HK Realtindo (HKR) meramaikan acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit alias CPO menguat hari ini, dan melanjutkan relinya yang berlangsung sejak sepekan kemarin.

Pagi tadi, CPO untuk kontrak pengiriman Mei di bursa berjangka Malaysia (MDE) sempat naik 1% ke RM 3.697 atau setara US$ 1.220 per ton. Adapun, per pukul 13.39 WIB, harganya diperdagangkan di RM 3.692 (US$ 1.217,48) per ton, atau naik 0,66% dari penutupan kemarin di RM 3.660 (US$ 1.209,52) per ton.

Pekan lalu, minyak sawit pun sudah melaju hingga 4,1%.

Laju harga minyak sawit masih terpicu lonjakan harga minyak mentah dan kedelai dunia. Pertikaian di Libya dan kerusuhan di negara-negara Timur Tengah menimbulkan kecemasan kalau gangguan suplai bakal semakin meluas.

Minyak mentah sudah diperdagangkan di level tertinggi dalam 29 bulan di pasar New York. Sementara, harga kedelai berjangka untuk pengiriman Mei juga naik 2,8% pada pekan lalu, karena kecemasan cuaca buruk di Brazil akan memangkas hasil panen.

Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan barang substitusi yang digunakan dalam bahan makanan dan bahan bakar. Harganya bisa dipengaruhi oleh pergeseran biaya untuk energi.

Selain itu, pedagang minyak sawit juga menunggu petunjuk arah harga dari hasil konferensi industri di Kuala Lumpur, besok. "Kenaikan harga pangan, kekhawatiran terhadap permintaan yang diperparah dengan ketegangan di Timur Tengah, dan peningkatan pasokan minyak nabati global mungkin menjadi fokus dalam acara ini," kata Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte, hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×