kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak jatuh tetapi sentimen tetap kuat di tengah harapan pemulihan permintaan


Selasa, 22 Juni 2021 / 09:13 WIB
Minyak jatuh tetapi sentimen tetap kuat di tengah harapan pemulihan permintaan
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada hari Selasa (22/6) karena investor menguangkan reli baru-baru ini. Tetapi sentimen pasar tetap solid di tengah harapan untuk pemulihan cepat dalam permintaan minyak di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa dan memudarnya ekspektasi untuk pengembalian awal minyak mentah Iran.

Melansir Reutes pukul 08.55 WIB, harga minyak mentah Brent untuk Agustus turun 10 sen atau 0,1% menjadi US$74,80 per barel pada 0110 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juli berada di US$73,44 per barel, turun 22 sen,atau 0,3%. WTI untuk Agustus turun 15 sen, atau 0,2%, menjadi 72,97 per barel.

Harga minyak mentah Brent naik 1,9% dan WTI melonjak 2,8% pada hari Senin.

Baca Juga: Bertenaga, rupiah dibuka menguat ke Rp 14.405 per dolar AS pada hari ini (22/6)

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut telah meningkat selama empat minggu terakhir karena optimisme atas laju vaksinasi global Covid-19 dan perkiraan peningkatan dalam perjalanan musim panas. Rebound telah mendorong premi spot untuk minyak mentah di Asia dan Eropa ke tertinggi multi-bulan.

"Harga minyak mengambil jeda, tetapi nada pasar tetap kuat di tengah ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar akan meningkat dengan cepat seiring dengan pemulihan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat," kata Toshitaka Tazawa, analis di broker komoditas Fujitomi Co.

BofA Global Research menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent untuk tahun ini dan tahun depan, dengan mengatakan bahwa pasokan minyak yang lebih ketat dan pemulihan permintaan dapat mendorong minyak sebentar ke US$100 per barel pada tahun 2022.

Investor fokus pada data persediaan mingguan AS, kata Tazawa dari Fujitomi Co, karena stok minyak mentah telah turun untuk minggu keempat berturut-turut.

Administrasi Informasi Energi mengatakan pekan lalu bahwa stok minyak mentah AS turun tajam dalam seminggu hingga 11 Juni karena kilang meningkatkan operasi ke level tertinggi sejak Januari 2020, menandakan peningkatan permintaan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Harga emas spot bersinar menjelang pidato Powell, Selasa (22/6) pagi

Stok minyak mentah AS diperkirakan turun untuk minggu kelima berturut-turut, sementara sulingan dan bensin terlihat naik minggu lalu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.

Kesenjangan harga antara dua kontrak minyak yang paling aktif diperdagangkan di dunia menyempit ke level terendah dalam lebih dari tujuh bulan, menunjukkan bahwa produksi minyak AS masih lesu Covid-19 dengan pasar kemungkinan akan tetap kekurangan pasokan.

Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran terhenti pada hari Minggu setelah hakim garis keras Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden negara itu.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 9.000 menjadi Rp 932.000 per gram pada hari ini (22/6)

Raisi pada hari Senin mendukung pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 tetapi dengan tegas menolak pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, bahkan jika Washington menghapus semua sanksi.

"Kemungkinan yang lebih rendah dari minyak mentah Iran kembali ke pasar karena presiden garis keras baru juga mendukung pasar," kata Tazawa dari Fujitomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×