kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak jatuh tetapi sentimen tetap kuat di tengah harapan pemulihan permintaan


Selasa, 22 Juni 2021 / 09:13 WIB
Minyak jatuh tetapi sentimen tetap kuat di tengah harapan pemulihan permintaan
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada hari Selasa (22/6) karena investor menguangkan reli baru-baru ini. Tetapi sentimen pasar tetap solid di tengah harapan untuk pemulihan cepat dalam permintaan minyak di pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa dan memudarnya ekspektasi untuk pengembalian awal minyak mentah Iran.

Melansir Reutes pukul 08.55 WIB, harga minyak mentah Brent untuk Agustus turun 10 sen atau 0,1% menjadi US$74,80 per barel pada 0110 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juli berada di US$73,44 per barel, turun 22 sen,atau 0,3%. WTI untuk Agustus turun 15 sen, atau 0,2%, menjadi 72,97 per barel.

Harga minyak mentah Brent naik 1,9% dan WTI melonjak 2,8% pada hari Senin.

Baca Juga: Bertenaga, rupiah dibuka menguat ke Rp 14.405 per dolar AS pada hari ini (22/6)

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut telah meningkat selama empat minggu terakhir karena optimisme atas laju vaksinasi global Covid-19 dan perkiraan peningkatan dalam perjalanan musim panas. Rebound telah mendorong premi spot untuk minyak mentah di Asia dan Eropa ke tertinggi multi-bulan.

"Harga minyak mengambil jeda, tetapi nada pasar tetap kuat di tengah ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar akan meningkat dengan cepat seiring dengan pemulihan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat," kata Toshitaka Tazawa, analis di broker komoditas Fujitomi Co.

BofA Global Research menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent untuk tahun ini dan tahun depan, dengan mengatakan bahwa pasokan minyak yang lebih ketat dan pemulihan permintaan dapat mendorong minyak sebentar ke US$100 per barel pada tahun 2022.

Investor fokus pada data persediaan mingguan AS, kata Tazawa dari Fujitomi Co, karena stok minyak mentah telah turun untuk minggu keempat berturut-turut.




TERBARU

[X]
×