kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MINA kepincut laba dari pesona Bali


Sabtu, 06 Mei 2017 / 14:47 WIB
MINA kepincut laba dari pesona Bali


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bali terkenal sebagai salah satu surga dunia. Tak heran, banyak turis lokal maupun asing pelesiran ke pulau dewata tersebut.

Untuk memanfaatkan potensi Bali itu, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) berniat mengembangkan resor dengan konsep kawasan terpadu di atas lahan seluas empat hektare. Emiten properti ini memilih daerah Sanur.

Gunawan Angkawibawa, Direktur Sanurhasta Mitra, menyebutkan, rencana membangun kawasan terpadu atau mixed used tersebut masih menunggu hasil studi. Ini juga untuk mencocokkan keinginan pasar dalam pengembangan resor itu. Opsinya adalah, kawasan Sanur bisa dikembangkan dengan beberapa bentuk bangunan, seperti hotel, vila, dan kondotel.

"Kami menargetkan dalam kurun waktu satu tahun hingga dua tahun ke depan sudah bisa memutuskan, mau mengembangkan konsep seperti apa di kawasan tersebut," ungkap Gunawan kepada KONTAN, Jumat (5/5).

Sebagai tahap awal, MINA akan menggelontor dana sebesar Rp 8,6 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja dan persiapan membangun resor di Sanur. Pendanaannya bakal bersumber dari hasil penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) mencapai Rp 27,56 miliar.

Namun, manajemen MINA belum bisa memaparkan total nilai investasi untuk pembangunan kawasan tersebut. Untuk skema pembangunan, mereka juga masih mencari pola yang pas, agar tidak memberatkan dan bisa menguntungkan. MINA memiliki sejumlah opsi, misalnya, membangun sendiri resor tersebut atau bekerjasama dengan pihak ketiga.

Andalkan The Santai

Selain mengembangkan landbank seluas empat hektare tadi, MINA akan memakai dana hasil IPO sebesar Rp 16 miliar untuk membeli 41,5% saham pada entitas anak yaitu PT Minna Padi Resorts (MPR). Sehingga, porsi kepemilikan MINA menjadi 99,67%. "MPR merupakan perusahaan yang mengelola The Santai yaitu sebuah vila dengan konsep mewah untuk liburan keluarga," ujar Gunawan.

The Santai beroperasi sejak Juni 2014. Kawasan ini terletak di daerah Umalas, Bali. The Santai memiliki 10 kompleks vila dengan nuansa pedesaan, persawahan, dan pura, namun tetap dekat dengan toko, restoran, serta dunia hiburan malam. Berdasarkan salah satu situs pemesanan kamar online, harga sewa satu unit vila The Santai berkisar Rp 4,3 juta hingga Rp 11,8 juta per malam. Harga tersebut tergantung jumlah kamar berikut fasilitasnya.

Saat ini, seluruh pendapatan MINA berasal dari The Santai. Sepanjang 2016 lalu, mereka berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 10,35 miliar. Jumlah itu naik 19,52% dibanding pendapatan 2015 senilai Rp 8,66 miliar.

Pendapatan MINA meliputi pendapatan kamar, pendapatan makanan dan minuman, pendapatan sewa, serta pendapatan lain-lain. Kenaikan pendapatan seiring meningkatnya okupansi The Santai jadi 54,52% di 2016 ketimbang realisasi 2015 sebesar 47,22%. "Ke depan, kami menargetkan okupansi kamar The Santai meningkat menjadi 55% hingga 56%," tutur Gunawan.

Tapi, tahun lalu MINA menderita rugi bersih sebesar Rp 1,87 miliar, naik 54,55% ketimbang rugi bersih 2015 yang senilai Rp 1,21 miliar.

Kerugian MINA akibat tingginya beban awal untuk pengembangan The Santai. Namun, dengan beroperasinya The Santai secara penuh diiringi strategi jitu, tentu manajemen MINA bisa memperbaiki kondisi keuangan mereka di masa mendatang.

Gunawan meyakini potensi pariwisata di Indonesia masih cukup besar, seiring kebijakan pemerintah untuk mendatangkan 20 juta turis ke negeri ini. Meski tak merinci angka pasti, dia optimistis tahun ini MINA bisa membukukan pertumbuhan pendapatan. "Ke depan, tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan ekspansi ke kawasan lain," ungkap Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×