Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Kentjana Tbk tidak akan banyak merilis proyek baru tahun ini. Perusahaan ini akan lebih fokus menyelesaikan pembangunan proyek yang mendatangkan recurring income alias pendapatan berulang, yakni Pondok Indah Mall (PIM) 3 dan Intercontinental Hotel.
Pembangunan PIM 3 kini sudah sampai penyelesaian fondasi. Dalam waktu dekat, proyek pusat perbelanjaan plus perkantoran di atasnya itu, akan masuk pembangunan struktur. Target operasional proyek senilai Rp 2,4 triliun itu pada tahun 2020.
Lain halnya dengan target operasional Intercontinental Hotel. "Intercontinental Hotel sebanyak 311 kamar akan beroperasi tahun ini," kata Jeffri Tanudjaja, Wakil Presiden Direktur PT Metropolitan Kentjana Tbk kepada KONTAN, Rabu (4/4).
Pilihan bisnis Metropolitan Kentjana juga terlihat dari pembagian dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2018. Dari total capex Rp 2,2 triliun, sebanyak Rp 1,8 triliun untuk membangun proyek recurring income dan memperbaiki aset lain. Kalau dihitung, porsinya sekitar 81,82%. Sementara Rp 400 miliar sisa capex untuk membangun proyek baru yang akan dijual. Informasi saja, sumber capex berasal dari kas internal.
Sementara proyek baru yang masuk agenda bisnis Metropolitan Kentjana tahun ini adalah Villa Anggrek dan Townhouse Amala Pondok Indah Residences. Keduanya adalah proyek existing di Jakarta yang sudah dipasarkan sejak kuartal I 2018.
Manajemen Metropolitan Kentjana mengatakan, aksi menahan pembangunan proyek baru bukan lantaran industri properti sedang lesu. Melainkan, agar target penyelesaian pembangunan proyek recurring income segera rampung.
Lagipula Metropolitan Kentjana masih memiliki landed house alias tabungan lahan lebih dari 20 hektare (ha) di Pondok Indah, Jakarta. Saat ini mereka sedang mengurus izin pembangunan proyek untuk lahan 3 ha.
Tak cuma di Ibu Kota, Metropolitan Kentjana juga tertarik mengembangkan proyek di area lebih luas yakni Jabodetabek. Mereka berharap bisa menjalin kerjasama dengan pemilik lahan. "Kami terbuka untuk melakukan pengembangan di kawasan lain di Jabodetabek, asal menarik dan arahnya tentu ke segmen menengah dan menengah atas," tutur Jeffri.
Target turun
Pilihan Metropolitan Kentjana untuk lebih fokus mengembangkan proyek recurring income, sejalan dengan proyeksi kinerja tahun ini. Perusahaan berkode saham MKPI di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut memperkirakan, komposisi pendapatan tahun ini terdiri dari 60% recurring income dan 40% penjualan proyek.
Manajemen Metropolitan Kentjana memprediksi pendapatan dari penjualan proyek pada tahun ini bakal turun ketimbang tahun lalu. Dampaknya, kinerja mereka secara keseluruhan juga bakal menyusut.
Metropolitan Kentjana mematok pendapatan Rp 2,4 triliun dan laba bersih Rp 950 miliar pada tahun ini. "Tahun lalu kami banyak jual apartemen sedangkan kalau sekarang hanya mengandalkan stok saja sehingga pendapatan kami juga akan turun," terang Jeffri.
Sebagai perbandingan tahun lalu, Metropolitan Kentjana mencetak pendapatan bersih Rp 2,54 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) sekitar Rp 1,93 triliun. Dalam periode year on year (yoy), laba bersih itu stagnan. Adapun pendapatan bersih terhitung turun 0,78%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News