kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski laba turun 3%, analis nilai kinerja Astra International (ASII) masih wajar


Selasa, 30 Juli 2019 / 19:38 WIB
Meski laba turun 3%, analis nilai kinerja Astra International (ASII) masih wajar


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yudho Winarto

Setelahnya menyusul sektor jasa keuangan. Sektor ini mencatat pertumbuhan laba sebesar 32% dari Rp 2,14 triliun menjadi Rp 2,81 triliun.

Baca Juga: Emiten Sektor Otomotif Masih Mengadapi Jalan Terjal

Pertumbuhan lini bisnis paling signifikan ada pada Bank Permata Tbk (BNLI) yang mencatat pertumbuhan laba sebesar 146% menjadi Rp 711 miliar.

Sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi yang digawangi United Tractors Tbk (UNTR) juga masih mengalami pertumbuhan laba meski tipis sebesar 2%. Tahun lalu, lini bisnis ASII itu menyumbang Rp 3,2 triliun.

Sedangkan pada 2019, lini tersebut menyumbang Rp 3,3 triliun. Meski penjualan alat berat turun, namun penjualan batu bara dan penambangan emas menjadi tulang punggung lini bisnis ASII yang satu ini.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 11% menjadi 5 juta ton. Sedangkan dari lini bisnis tambang emas berhasil menjual sebesar 194.000 oz.

Baca Juga: Emiten otomotif belum akan garap kendaraan listrik dalam waktu dekat

Direktur Utama Avere Investama Teguh Hidayat mengaku, kinerja ASII sejalan dengan perkiraannya. Menurut Teguh performa ASII tak bisa dikatakan turun. “Namun lebih tepatnya stagnan,” kata Teguh.

Teguh bilang, kondisi Indonesia di paruh pertama 2019 memang penuh tekanan. Faktor instabilitas politik ia tuding jadi sebab. Atas kondisi tersebut, wajar apabila laju bisnis di Indonesia jadi lebih “wait and see”.

Tekanan bertambah ketika salah dua penyokong dominan lini bisnis ASII, yaitu otomotif dan agrikultur terjerumus cukup dalam. “Sehingga wajar apabila kinerja ASII sebagaimana yang terjadi saat ini,” cetusnya.

Lantas bagaimana dengan proyeksi bisnis ASII di sisa tahun 2019 ini? Teguh mengatakan, berangsurnya stabilitas politik Indonesia bisa jadi katalis positif bagi ASII.

Baca Juga: Industri otomotif masih mengalami perlambatan penjualan hingga akhir tahun

Meski begitu, lini bisnis komoditas seperti pertambangan dan agrikultur diproyeksi masih banyak tekanan dan sulit diprediksi.

Hal ini berbeda dengan lini bisnis otomotif misalnya. “Setelah kondisi ekonomi dan politik baik, sektor otomotif ASII akan berangsur pulih,” jelasnya. Teguh juga tidak melihat banyaknya pemain baru di sektor otomotif menjadi sebab.

Argumennya juga disokong oleh fakta bahwa pangsa pasar ASII meningkat dari 48% menjadi 53%. Penjualan sepeda motor Honda sendiri juga mengalami peningkatan sebesar 8% menjadi 2,4 juta unit. Jumlah itu setara dengan 75% dari total penjualan sepeda motor nasional yang sebesar 3,2 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×