kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten otomotif belum akan garap kendaraan listrik dalam waktu dekat


Minggu, 28 Juli 2019 / 19:59 WIB
Emiten otomotif belum akan garap kendaraan listrik dalam waktu dekat


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ancaman perlambatan penjualan produk yang terjadi, di saat yang sama industri otomotif Indonesia tengah bersiap menyambut kehadiran kendaraan listrik.

Pemerintah juga telah berjanji akan segera merilis peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden (Perpres) tentang kendaraan bermotor listrik.

Menurut Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani, rencana penerbitan aturan dan insentif terkait kendaraan listrik dapat menjadi kajian bagi perusahaan-perusahaan global yang tertarik berinvestasi dan mengembangkan jenis kendaraan tersebut di Indonesia.

Baca Juga: Raih pemesanan 1.120 unit, motor listrik ECGO Bike II curi perhatian di GIIAS 2019

Hanya saja, harus diakui bahwa keberadaan kendaraan listrik masih sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Pasalnya, dibutuhkan anggaran belanja modal yang tinggi dan waktu yang tak sebentar untuk membangun infrastruktur untuk kendaraan listrik.

“Sebelum sampai ke tahap kendaraan listrik, emiten otomotif sepertinya lebih condong memproduksi kendaraan hybrid dulu,” ungkap dia, Jumat (26/7) lalu.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menilai, cepat atau lambat produsen otomotif dalam negeri akan menggarap segmen kendaraan listrik.

Baca Juga: Kabar banyak minat investasi mobil listrik, siapa saja yang tertarik?

Hal ini berdasarkan fakta bahwa subsidi bahan bakar telah membebani anggaran pemerintah. Tingkat emisi karbondioksida di Indonesia sudah cukup tinggi sehingga kendaraan listrik perlu segera dikembangkan.

Tak hanya itu, urgensi kendaraan listrik makin tinggi mengingat Kementerian ESDM telah menyebut bahwa cadangan minyak Indonesia dapat habis di tahun 2030 mendatang.

“Ini disebabkan tingkat konsumsi minyak yang tinggi dan kurangnya eksplorasi untuk ladang minyak baru,” papar dia dalam riset 26 Juni lalu.

Baca Juga: Industri otomotif masih mengalami perlambatan penjualan hingga akhir tahun

Edward sendiri masih netral terhadap sektor otomotif. Namun, saham emiten seperti PT Astra International Tbk (ASII, anggota indeks Kompas100 ini) masih bisa dikoleksi oleh investor berkat kepemilikan pangsa pasar yang terbilang besar dalam industri otomotif domestik.

Begitu pula dengan Selvi yang juga menyarankan beli saham ASII dengan target Rp 8.625 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×