kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,29   -29,44   -3.18%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri otomotif masih mengalami perlambatan penjualan hingga akhir tahun


Minggu, 28 Juli 2019 / 17:30 WIB
Industri otomotif masih mengalami perlambatan penjualan hingga akhir tahun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Sektor otomotif Indonesia menghadapi tantangan yang tak mudah sepanjang tahun 2019. Hal tersebut tercermin dari melambatnya penjualan mobil hampir di separuh pertama ini.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan mobil dari pabrikan ke dealer turun 16,4% (yoy) menjadi 84.029 unit di periode Januari-Mei 2019. Total penjualan mobil per Mei 2019 juga turun 14,7% (yoy) menjadi 422.038 unit.

Analis Panin Sekuritas Nico Laurens mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan di area 5% ditambah harga komoditas yang lebih rendah mempengaruhi permintaan mobil dari masyarakat.

Belum lagi, kualitas transportasi umum di sejumlah kota besar tanah air sudah mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini perlahan mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi umum yang relatif terjangkau dari segi biaya alih-alih membeli kendaraan pribadi.

Baca Juga: Pameran GIIAS 2019 didatangi 400.000 pengunjung, Gaikindo optimistis penjualan naik

“Menjamurnya transportasi online juga mulai mengubah pola konsumsi masyarakat terhadap kendaraan pribadi,” tambah Nico, Jumat (26/7) lalu.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menambahkan, perlambatan penjualan mobil juga diperburuk oleh masuknya produsen otomotif internasional secara masif dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membuat kapasitas produksi yang ada di Indonesia kurang dimanfaatkan dengan maksimal ketika ekonomi sedang stagnan.

Ia mencatat, kapasitas produksi tahunan mobil di Indonesia telah meningkat menjadi 2,25 juta unit di tahun lalu. Jumlah ini naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2011 lalu ketika kapasitas produksi mobil nasional hanya 1 juta unit.

Baca Juga: Sri Mulyani sebut aturan kendaraan listrik akan diumumkan langsung Jokowi

“Karena pertumbuhan penjualan mobil sedang melambat, hal ini membuat tingkat utilitasi mobil nasional hanya 50% dan bisa semakin memburuk,” terangnya dalam riset 26 Juni.

Edward pun yakin perlambatan di sektor otomotif masih akan berlanjut di sisa tahun ini. Karenanya, ia memproyeksikan volume penjualan mobil di Indonesia dapat turun 5,0% (yoy) di tahun ini menjadi sekitar 1,1 juta unit.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani menyebut, kendati ancaman perlambatan di sektor otomotif masih ada, produsen-produsen otomotif Indonesia sebenarnya masih bisa leluasa melakukan ekspansi. Apalagi, di semester kedua ketidakpastian politik di dalam negeri telah usai.

Baca Juga: Deretan motor kece ramaikan GIIAS 2019

Industri otomotif juga bisa kembali bergairah jika Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan di sisa tahun ini. Pasalnya, penurunan bunga acuan secara signifikan akan membuat beban bunga kredit kendaraan yang ditanggung pelanggan lebih murah.

“Kalau penurunan suku bunga acuan sebesar 0,25% belum terlalu berdampak terhadap bunga kredit kendaraan,” katanya, akhir pekan lalu.

Nico berpendapat, pihak produsen dapat menawarkan diskon yang menarik agar target penjualan mobil tetap bisa tercapai. Memang cara ini akan memperkecil margin perusahaan. “Paling tidak biaya produksi kendaraan dapat tertutupi,” imbuhnya.

Ia pun menilai, emiten produsen kendaraan seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) masih berpotensi menghadapi tekanan kinerja hingga akhir tahun. Akan tetapi, saham ASII tetap bisa dijadikan pilihan lantaran valuasinya masih cukup murah. 

Baca Juga: Semester I 2019, United Tractors (UNTR) jual 1.917 unit alat berat

Edward memilih netral terhadap sektor otomotif. Namun, saham emiten seperti PT Astra International Tbk (ASII) masih bisa dikoleksi oleh investor berkat kepemilikan pangsa pasar yang terbilang besar dalam industri otomotif domestik.

Begitu pula dengan Selvi yang juga menyarankan beli saham ASII dengan target Rp 8.625 per saham.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×